Selasa, 19 November 2013

Teori tentang OPC, APC, STRUKTUR PRODUK, DAN BOM


BAB II
OPC, APC, STRUKTUR PRODUK, DAN BOM


1.   Teori OPC, APC, Struktur Produk, dan BOM
Teori yang terdapat pada modul ini, yaitu mencakup ke dalam penjelasan OPC, APC, struktur produk, dan BOM yang masing-masing memiliki penjelasan tersendiri. Adapun penjelasan mengenai teori OPC, APC, struktur produk, dan BOM adalah sebagai berikut.
a.    Operation Process Chart (OPC)
Operation Process Chart (OPC) adalah suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang dialami oleh bahan baku yang meliputi urutan proses operasi dan pemeriksaan. Lambang-lambang dari OPC yang akan digunakan, yaitu seperti operasi adalah kegiatan dimana komponen mengalami perubahan karena dirakit dengan komponen lain, pemeriksaan adalah kegiatan memeriksa benda atau objek baik-baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Aktivitas gabungan adalah kegiatan dimana antara assembling dan pemeriksaan dilakukan bersamaan atau dalam selang waktu yang relatif singkat. Penyimpanan adalah seandainya benda kerja disimpan dalam waktu yang lama dan jika mau diambil kembali biasanya harus berdasarkan rekomendasi atau izin terlebih dahulu (Sutalaksana, 1979).
Prinsip-prinsip pembuatan peta proses operasi yang perlu diikuti antara lain pada baris yang paling atas dinyatakan sebagai kepalanya “(Peta Proses Operasi)” yang diikuti oleh identifikasi lain seperti: nama obyek, nomor peta (nomor gambar), diptakan oleh siapa, tanggal dipetakan, cara lama atau cara sekarang dan usulan.  Material yang akan diproses diletakkan diatas garis horisontal, yang menunjukkan bahwa material tersebut masuk kedalam proses. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal yang menunjukkan terjadinya perubahan proses. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau sesuai dengan proses yang terjadi. Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi. Agar diperoleh gambar peta proses operasi yang baik, produk biasanya paling banyak memerlukan operasi, harus dipetakan terlebih dahulu, berarti dipetakan dengan garis vertikal disebelah kanan halaman kertas (http://jidadhaneh.blogspot.com).
b.   Assembly Process Chart (APC)
Peta perakitan dilakukan untuk memahami komponen-komponen yang membentuk produk, bagaimana komponen-komponen ini bergabung bersama, komponen yang menjadi bagian suatu rakitan- bagian, aliran komponen ke dalam sebuah rakitan, gambaran menyeluruh dari proses rakitan, kebutuhan operator, tata letak fasilitas, perbaikan tata cara kerja. Menganalisis suatu sistem atau cara kerja berarti mencatat secara sistematis, meneliti seluruh kegiatan/operasi, serta menyajikan berbagai fakta dan spesifikasi kerja yang ada pada sistem kerja tersebut.
Assembly Process Chart (APC) adalah suatu peta kerja yang menggambarkan langkah-langkah proses perakitan yang akan dialami oleh komponen (produk), berikut pemeriksaan (inspeksi) dari awal sampai produk jadi selesai dan juga memuat informasi- informasi yang diperlukan untuk analisa lebih lanjut, seperti waktu yang dihabiskan, komponen yang digunakan, dan alat- alat yan dipakai. Tujuan dari Assembly Process Chart terutama untuk menunjukkan keterkaitan antara komponen, yang dapat juga digambarkan oleh sebuah “ gambar terurai “ yang digunakan untuk mengajar pekerja yang tidak ahli untuk mengetahui urutan  suatu rakitan yang rumit. informasi-informasi yang bisa dicatat melalui peta proses operasi dapat memperoleh banyak kegunaan dan manfaat dari APC, antara lain,  Untuk menentukan kebutuhan operator, Untuk mengetahui kebutuhan tiap komponen, Alat untuk menentukan tata letak fasilitas, Alat untuk melakukan perbaikan cara kerja, Alat untuk latihan kerja (Sutalaksana,1979).
c.    Struktur Produk
     Struktur produk atau Bill of Material (BOM) didefinisikan sebagai cara komponen-komponen itu bergabung ke dalam suatu produk selama proses manufakturing (Gaspersz, 2004). Struktur inverted lebih sedikit subassemblies dibandingkan dengan produk akhir, dan lebih sedikit komponen dan bahan baku dibandingkan subassemblies (berbentuk segitiga terbalik, dengan bagian atas adalah produk akhir bagian tengah adalah assemblies, dan bawah adalah komponen bahan baku (Gaspersz, 2004). Struktur produk dibagi menjadi dua, yaitu struktur produk implotion dan explotion. Struktur produk explotion merupakan struktur produk yang menggambarkan suatu bagan yang dimulai dari produk akhir ke komponen-komponen penyusunnya sedangkan struktur produk implotion merupakan struktur yang menggambarkan suatu bagan yang dimulai dari komponen-komponen penyusunnya ke produk akhir.
d.   Bill of Material (BOM)
Bill of Material (BOM) adalah daftar dari bahan, material atau komponen yang dibutuhkan untuk dirakit, dicampur atau membuat produk akhir. Jenis-jenis BOM, antara lain Phantom Bill digunakan untuk meterial yang tidak disimpan, tidak dibuat planned order, Lead time, Lot size = Lot for lot. Modular Bill digunakan jika suatu produk akan dijual dengan sejumlah option yang berbeda, BOM Explotion akan menghitung kebutuhan kotor untuk masing-masing komponen. Modular bill adalah Bill of Material yang dapat diatur diseputar modul produk dan merupakan komponen yang dapat diproduksi dan dirakit menjadi satu unit produk. Modular bill mengelompokkan subassemblies dan parts pada unit terhadap semua konfigurasi produk (Gaspersz, 2004). Pseudo Bill disebut sebagai composite product diciptakan untuk memudahkan dan meningkatkan akurasi peramalan penjualan, mengurangi jumlah end item, dan lain-lain. Pseudo Bill adalah Bill of Material yang menggambarkan produk aktual yang dibuat untuk memudahkan peramalan penjualan.
Bill of Material yang dipakai untuk perencanaan produksi sering disebut sebagai planning Bill of Materials (planning BOM) atau sering disingkat sebagai planning bill. Planning bill tebagi menjadi dua yang pertama planning bill dengan item yang dijadwalkan merupakan komponen atau subassemblies untuk pembuatan produk akhir, dimana item-item yang dijadwalkan itu secara fisik lebih kecil daripada produk akhir (end items). Modular Bill of Material dan inverted Bill of Material termasuk ke dalam kategori planning bill tersebut, sedangkan yang kedua yaitu Planning biil dengan item yang dijadwalkan memiliki produk akhir sebagai komponennya (super bill), dimana item-item yang dijadwalkan secara fisik lebih besar daripada produk akhir. Seperti super Bill of Material, super family Bill of Material, dan super modular Bill of Material.
Macam-macam level dalam BOM. Level BOM dibagi menjadi dua yaitu Single Level BOM dan Multi Level BOM. Single Level BOM menggambarkan hubungan sebuah induk dengan satu level komponen-komponen pembentuknya. Multi Level BOM menggambarkan struktur produk yang lengkap dari level 0 (produk akhir) sampai level yang paling bawah. Komponen yang sama dapat digunakan pada level yang berbeda.

2.   Pembahasan
Pembahasan ini berisikan tentang data komponen-komponen yang sangat berkaitan dengan proses produksi pengerjaan produk rak pajangan mulai dari bahan yang diterima (bahan mentah) sampai dengan proses perakitan sehingga menjadi produk akhir. Data komponen-komponen ini terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu seperti data komponen utama, data komponen tambahan, data-data komponen utama dan tambahan, data pencatatan waktu perakitan dan data waktu siklus, waktu normal serta waktu baku. Pembahasan lain yang dibutuhkan dalam pembuatan rak pajangan ini, yaitu seperti peta proses operasi, peta proses perakitan, struktur penyusunan produk berdasarkan model explotion dan implotion, dan langkah yang terakhir, yaitu pembuatan tabel Bill of Materials (BOM). Berikut ini merupakan pembahasan yang berkaitan dengan proses pembuatan rak pajangan.
a.    Data-data Komponen
Data komponen utama merupakan data yang sangat digunakan dalam pembuatan produk rak pajangan. Data komponen utama ini digunakan untuk mengetahui nama-nama komponen yang digunakan, berapa banyak kuantitas komponen yang digunakan, tipe bahan yang digunakan temasuk kedalam tipe bahan apa, ukuran yang dipakai dan diterima dan harga komponen utama per unitnya. Cara untuk mengetahui atau mendapatkan harga unit untuk per komponennya yaitu dengan menggunakan rumus seperti dibawah ini:
Contoh Perhitungan untuk harga per komponen (alas bawah):
= Rp. 2462,89
Harga per komponen untuk proses pembuatan rak pajangan selanjutnya akan ditampilkan pada tabel berikut ini.
Tabel 1.
Data Komponen Utama
No Komp
Nama Komp
Komp Assy
Tipe bahan
Ukuran Pakai (cm)
(p x l x t)
Ukuran Terima (cm)
(p x l x t)
Harga/unit
(Rp)
002
Alas Bawah
1
Papan
42x10x1,8
214x25,5x1,8
2462,89
003
Tiang Samping Kiri
1
Papan
33,3x10x1,8
214x25,5x1,8
1952,72
004
Sekat
1
Papan
24,2x10x1,8
214x25,5x1,8
1419,09
005
Alas Pendek
1
Papan
25x10x1,8
214x25,5x1,8
1466,01
006
Tiang Samping Kanan
1
Papan
33,3x10x1,8
214x25,5x1,8
1952,72
007
Alas Atas
1
Papan
42x10x1,8
214x25,5x1,8
2462,89
008
Sandaran
1
Papan
42x5x1,8
214x25,5x1,8
1231,45
009
Atap
2
Papan
(26x9,5x1,8) + (2,5x9,5x1,8)
214x25,5x1,8
1587,69
Data komponen tambahan merupakan data yang digunakan untuk mengetahui nama-nama komponen tambahan yang digunakan sebagai penunjang dalam pembuatan rak pajangan. Data ini digunakan mengetahui berapa banyak barang tambahan yang digunakan dalam pembuatan rak pajangan mulai dari isi kemasannya, apa tipe bahan tambahan yang digunakan, ukuran kemasan barang tambahan dan berapa banyak isi kemasannya, serta harga komponen tambahan per unitnya. Cara untuk mengetahui atau mendapatkan harga untuk per komponennya yaitu dengan menggunakan rumus seperti dibawah ini dan akan ditampilkan dalam bentuk tabel juga seperti dibawah ini:
Perhitungan untuk harga per komponen (sekrup):
= Rp. 56
Tabel 2.
Data Komponen Tambahan
No Komp
Nama Komp
Vol Assy
Tipe bahan
Ukuran Kemasan (cm)
(p x l x t)
Unit Tersedia
Harga/unit
(Rp)
010
Sekrup
30/50
Besi
6x5x3,5
50
56

Data-data komponen utama dan tambahan merupakan keseluruhan komponen-komponen yang digunakan dalam proses pembuatan produk rak pajangan. Komponen-komponen utama maupun tambahan diberikan simbol dan dimasukkan jumlah kuantitas. Berikut ini adalah data komponen utama dan tambahan pembuatan rak pajangan:
Tabel 3.
 Data-Data Komponen (Utama dan Tambahan)
No
Nama Komponen
Simbol
Kuantitas
1
Alas Bawah
ABH
1
2
Tiang Samping Kiri
TSKr
1
3
Sekat
SKT
1
4
Alas Pendek
APK
1
5
Tiang Samping Kanan
TSKn
1
6
Alas Atas
ATS
1
7
Sandaran
SDN
1
8
Atap
ATP
2
9
Sekrup
SKP
32
         
Data waktu perakitan, yaitu data yang digunakan untuk mengetahui urutan komponen-komponen apa saja yang dirakit terlebih dahulu sampai terbentuk produk akhir yakni rak pajangan. Data ini juga digunakan untuk mengetahui waktu pada setiap proses perakitan yang sebanyak 3 kali perakitan dan berapa banyak kuantitas yang dihasilkan. Berikut ini adalah tabel data waktu perakitan.
Tabel 4.
Data Waktu Perakitan
No
Nama Komponen
Perakitan (Menit)
Kuantitas
Rata-Rata
I
II
III
1
Alas Bawah dan tiang Samping Kiri (Perkitan 1)
2.43
2.58
3.07
1
2.69
2
Sekat dan Alas pendek (Perakitan 2)
2.31
2.42
2.50
1
2.41
3
Perakitan 2 dan Perakitan 1 (Perakitan 3)
4.56
5.11
5.22
1
4.96
4
Perakitan 3 dan Tianag Samping kanan (Perakitan 4)
2.09
2.26
2.34
1
2.23
5
Perakitan 4 dan Alas Atas (Perakitan 5)
7.22
7.38
7.52
1
7.37
6
Perakitan 5 dan Sandaran (perakitan 6)
1.13
1.25
1.31
1
1.23
7
Perakitan 6 dan Atap (perakitan 7)
4.32
4.50
5.04
1
4.62
Total
25.36
27.10
28.20
7
26.88

Data waktu siklus ini digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu operator dapat menyelesaikan produk. Data waktu siklus ini dapat diketahui ataupun di cari setelah mengetahui berapa total waktu aktual yang teramati dan banyaknya data yang di amati. Berikut ini adalah cara perhitungan waktu siklus setelah mengetahui total waktu aktual termati dan banyaknya data yang diamati:
Hasil yang didapat pada waktu siklus adalah sebesar 27.02 menit. Hasil tersebut yang berarti bahwa operator dapat menyelesaikan suatu produk rak pajangan dalam waktu 27.02 menit.
Data waktu siklus ini digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu normal operator dapat menyelesaikan produk. Data waktu normal dapat diketahui ataupun di cari setelah mengetahui berapa hasil yang di dapat pada perhitungan waktu siklus dan berapa besar faktor penyesuaian yang diberikan kepada operator. Berikut ini adalah perhitungan perhitungan waktu normal:
Wn = Ws x p = 27.02 x 1 = 27.02 menit
     Hasil yang di dapat pada waktu normal adalah sebesar 27.02 menit. Hasil tersebut sama dengan hasil yang di dapat pada perhitungan waktu siklus yang berarti secara normal operator dapat menyelesaikan suatu produk rak pajangan selama 27.02 menit.
     Data waktu baku ini digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang seharusnya dibutuhkan oleh si operator untuk menyelasikan produk. Berikut ini adalah perhitungan waktu baku setelah diketahui kelonggarannya:
Wb = Wn x (1 + l)  = 27.02 x (1 + 15%) = 31.073 Menit
Hasil yang didapat pada waktu baku adalah sebesar 31.073 menit. Hasil tersebut berarti waktu yang seharusnya dibutuhkan oleh operator secara wajar dan normal dalam menyelesaikan suatu produk rak pajangan selama 31.073 menit.
Data persentase scrap ini digunakan untuk mengetahui berapa banyak persentase scrap yang terbuang atau yang tidak digunakan pada saat proses mengukur, memotong, meratakan dan melubangi pada masing-masing komponen yang digunakan dalam pembuatan rak pajangan. Berikut ini adalah perhitungan persentase scrap untuk masing-masing komponen berdasarkan prosesnya dan tabel rangkuman untuk melampirkannya:
Contoh perhitungan persentase scrap untuk komponen alas bawah dan contoh perhitungan volume scrap melubangi yang digunakan hanya untuk 1 sekrup:
Diketahui:                     
Diameter sekrup (d) = 0,3 cm
Tinggi sekrup (t) = 3 cm
= 0,21195
=  0 %
=  1,21 %
=  2,45 %
=  0,08 %




Tabel 5.
Data Rangkuman Persentase Scrap
Nama Komponen
Operasi
Sebelum Proses
(Ukuran diterima)
Setelah Proses
(Ukuran dipakai)
%Scrap
Alas Bawah
Mengukur
42,3 x 10,3 x 1,8
42,3 x 10,3 x 1,8
0 %
Memotong
42,3 x 10,3 x 1,8
42,2 x 10,2 x 1,8
1,21 %
Meratakan
42,2 x 10,2 x 1,8
42 x 10 x 1,8
2,45 %
Melubangi
42 x 10 x 1,8
(42 x 10 x 1,8) – (0,63585)
0,08 %
Tiang Samping Kiri
Mengukur
33,6 x 10,3 x 1,8
33,6 x 10,3 x 1,8
0 %
Memotong
33,6 x 10,3 x 1,8
33,55 x 10,2 x 1,8
1,12 %
Meratakan
33,55 x 10,2 x 1,8
33,3 x 10 x 1,8
2,69 %
Melubangi
33,3 x 10 x 1,8
(33,3 x 10 x 1,8) – (2,1195)
0,35 %
Sekat
Mengukur
24,5 x 10,3 x 1,8
24,5 x 10,3 x 1,8
0 %
Memotong
24,5 x 10,3 x 1,8
24,35 x 10,15 x 1,8
2,06 %
Meratakan
24,35 x 10,15 x 1,8
24,2 x 10 x 1,8
2,08 %
Melubangi
24,2 x 10 x 1,8
(24,2 x 10 x 1,8) – (0,63585)
0,14 %
Alas Pendek
Mengukur
25,3 x 10,3 x 1,8
25,3 x 10,3 x 1,8
0 %
Memotong
25,3 x 10,3 x 1,8
25,1 x 10,2 x 1,8
1,75 %
Meratakan
25,1 x 10,2 x 1,8
25 x 10 x 1,8
2,35 %
Tiang Samping Kanan
Mengukur
33,6 x 10,3 x 1,8
33,6 x 10,3 x 1,8
0 %
Memotong
33,6 x 10,3 x 1,8
33,5 x 10,2 x 1,8
1,27 %
Meratakan
33,5 x 10,2 x 1,8
33,3 x 10 x 1,8
2,55 %
Melubangi
33,3 x 10 x 1,8
(33,3 x 10 x 1,8) – (1,48365)
0,25 %
Alas Atas
Mengukur
42,3 x 10,3 x 1,8
42,3 x 10,3 x 1,8
0 %
Memotong
42,3 x 10,3 x 1,8
42,15 x 10,15 x 1,8
1,81 %
Meratakan
42,15 x 10,15 x 1,8
42 x 10 x 1,8
1,83 %
Melubangi
42 x 10 x 1,8
(42 x 10 x 1,8) – (0,63585)
0,08 %
Sandaran
Mengukur
42,3 x 5,3 x 1,8
42,3 x 5,3 x 1,8
0 %
Memotong
42,3 x 5,3 x 1,8
42,15 x 5,15 x 1,8
3,17 %
Meratakan
42,15 x 5,15 x 1,8
42 x 5 x 1,8
3,26 %
Atap
Mengukur
31,3 x 9,8 x 1,8
31,3 x 9,8 x 1,8
0 %
Memotong
31,3 x 9,8 x 1,8
(26,1 x 9,6 x 1,8) +
(2 x (2,6 x 9,6 x 1,8)) – (42,75)
7,74 %
Meratakan
(26,1 x 9,6 x 1,8) +
(2 x (2,6 x 9,6 x 1,8))
(26 x 9,5 x 1,8) +
(2 x (2,5 x 9,5 x 1,8))
1,99 %
Melubangi
(26 x 9,5 x 1,8) +
(2,5 x 9,5 x 1,8)
(26 x 9,5 x 1,8) + (2,5 x 9,5 x 1,8) – (1,2717)
0,24 %

b.   Peta Proses Operasi (OPC)
Peta Proses Operasi merupakan peta yang menggambarkan langkah-langkah proses pembuatan suatu produk mulai dari bahan baku sampai menjadi produk jadi. Proses pembuatan produk rak pajangan pada peta proses operasi dimulai dari komponen alas bawah. Proses pembuatan komponen alas bawah dimulai dari proses mengukur yang dilakukan menggunakan penggaris dengan waktu pengukuran selama 0.50 menit. Selanjutnya adalah proses memotong yang dilakukan dengan menggunakan mesin jigsaw dengan waktu yang dibutuhkan untuk proses memotong adalah selama 0.25 menit. Setelah dilakukan proses pemotongan kemudian dilakukan proses meratakan dengan menggunakan mesin serut. Proses meratakan ini dilakukan supaya komponen alas bawah yang terbuat dari papan terlihat rata setelah dilakukan pemotongan dengan waktu yang dibutuhkan untuk proses meratakan adalah selama 6.62 menit.
Proses selanjutnya adalah proses melubangi komponen alas bawah yang dilakukan dengan mesin bor. Waktu yang dibutuhkan untuk melubangi komponen alas adalah selama 0.18 menit. Proses melubangi ini dilakukan agar antara komponen alas bawah dengan komponen tiang samping kiri terhubung dengan menggunakan sekrup.
Proses pembuatan komponen tiang samping kiri sama halnya dengan proses pembuatan komponen alas bawah, yaitu dilakukan dari mulai proses mengukur, memotong, meratakan, dan melubangi. Setelah pembuatan komponen tiang samping kiri selesai, kemudian dilakukan proses perakitan antara komponen alas bawah dengan komponen tiang samping kiri menggunakan sekrup dengan ukuran 3 cm sebanyak 3 sekrup.
Proses pembuatan komponen sekat, alas pendek, tiang samping kanan, alas atas, sandaran, dan atap sama dengan proses pembuatan komponen alas bawah dan komponen tiang samping kiri yang masing-masing proses memiliki waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses pembuatan komponen-komponen tersebut. Di bawah ini merupakan gambar peta proses operasi dari pembuatan rak pajangan.

Gambar 1.
Peta Proses Operasi
 
Gambar 2.
Peta Proses Perakitan
 

c.    Peta Proses Perakitan (APC)
Assembly Process Chart (APC) merupakan peta yang menggambarkan langkah-langkah proses perakitan yang akan dialami komponen berikut pemeriksaannya dari awal sampai produk jadi selesai. Proses perakitan pada produk rak pajangan dimulai dari komponen alas bawah yang dirakit dengan komponen tiang samping kiri menggunakan sekrup ukuran 3 cm sebanyak 3 sekrup. Waktu perakitan antara komponen alas bawah dengan tiang samping kiri membutuhkan waktu selama 2.69 menit. Proses ini dinamakan perakitan 1. Proses perakitan selanjutnya adalah perakitan antara komponen sekat dengan komponen alas pendek menggunakan sekrup sebanyak 3 sekrup yang membutuhkan waktu perakitan selama 2.41 menit. Proses perakitan ini dinamakan perakitan 2.
Setelah komponen alas bawah dengan tiang samping kiri dan komponen sekat dengan alas pendek dirakit, kemudian kedua perakitan tersebut dirakit menjadi satu dengan sekrup sebanyak 6 sekrup dengan waktu selama 4.96 menit. Proses ini dinamakan perakitan 3. Proses selanjutnya adalah perakitan antara tiang samping kanan dengan perakitan 3 yang membutuhkan 3 sekrup dengan waktu selama 2.23 menit yang dinamakan perakitan 4. Selanjutnya perakitan antara alas atas dengan perakitan 4 dengan waktu 7.37 menit yang dinamakan perakitan 5 yang membutuhkan 9 sekrup. Proses perakitan selanjutnya adalah sandaran dengan perakitan 5 yang dinamakan perakitan 6 dengan waktu selama 1.23 menit dan membutuhkan 2 sekrup. Proses terakhir adalah atap dengan perakitan 6 yang dinamakan perakitan 7 dengan waktu selama 4.62 menit yang membutuhkan jumlah sekrup sebanyak 6 sekrup. Di bawah ini merupakan gambar peta proses perakitan rak pajangan.
d.   Struktur Produk
Struktur produk merupakan cara komponen-komponen bergabung ke dalam suatu produk selama proses manufakturing. Dalam struktur produk, komponen-komponen utama bergabung menjadi satu dengan komponen tambahan sehingga terdapat hubungan antar komponen-komponen tersebut dalam suatu perakitan yang disusun berdasarkan level atau tingkatan. Struktur produk memiliki cara penyusunan yang berbeda-beda, dimana cara penyusunan tersebut terdiri dari dua struktur produk, yaitu explotion dan implotion. Perbedaan struktur produk explotion dan implotion terletak pada cara penyusunan komponen-komponennya dan produk jadi dalam pembuatan rak pajangan dan berbeda pula dalam hal penentuan level pada masing-masing struktur produk dalam suatu perakitan. Adapun struktur produk explotion dan implotion dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.
Struktur Produk Explotion
Struktur produk explotion disusun dari mulai produk akhir atau produk jadi yang berupa rak pajangan yang terletak pada level 0, kemudian diikuti dengan komponen-komponen penyusunnya. Komponen penyusun pada level 1, yaitu komponen atap yang dirakit dengan perakitan 6 menggunakan sekrup berukuran 3 cm dengan kuantitas sebanyak 6 sekrup. Pada level 2 terdapat perakitan antara perakitan 5 dengan komponen sandaran yang dihubungkan dengan sekrup berukuran 3 cm sebanyak 2 sekrup.
Perakitan yang terdapat pada level 3, yaitu perakitan antara komponen alas atas dengan perakitan 4 menggunakan sekrup yang termasuk ke dalam komponen tambahan berukuran 3 cm sebanyak 9 sekrup. Komponen tiang samping kanan dirakit dengan perakitan 3 menggunakan sekrup berukuran 3 cm sebanyak 3 sekrup. Perakitan ini terletak pada level 4. Pada level 5 terdapat perakitan antara perakitan 1 dengan perakitan 2 yang dihubungkan dengan menggunakan sekrup berukuran 3 cm dengan kuantitas sebanyak 6 sekrup.
Level 6 merupakan perakitan antara sekat dengan alas pendek yang dirakit menggunakan sekrup berukuran 3 cm sebanyak 3 sekrup. Level terakhir, yaitu level 7 merupakan perakitan antara komponen alas bawah dengan tiang samping kiri yang dirakit menggunakan sekrup dengan ukuran 3 cm sebanyak 3 sekrup. Dari setiap komponen penyusun baik komponen utama maupun komponen tambahan dan produk akhir memiliki kuantitas dan nomor urutan yang berbeda-beda. Nomor urutan untuk produk akhir, yaitu rak pajangan adalah 001 sedangkan untuk komponen-komponen penyusun mengikuti urutan penomoran yang terdapat pada data-data komponen utama dan komponen tambahan yang disusun berdasarkan urutan masing-masing komponen.
Struktur produk implotion ini berbeda dengan struktur produk explotion. Struktur produk implotion disusun berdasarkan dari mulai komponen-komponen penyusun sampai dengan produk akhir, yaitu rak pajangan. Berikut ini merupakan gambar struktur produk implotion pembuatan rak pajangan.
Gambar 4.
Struktur Produk Implotion
Struktur produk implotion pada pembuatan rak pajangan dimulai dari komponen-komponen penyusun seperti komponen utama, yaitu komponen alas bawah, tiang samping kiri, sekat, alas pendek, tiang samping kanan, alas atas, sandaran, dan atap serta komponen tambahan, yaitu sekrup, sampai ke produk jadi yang berupa rak pajangan. Komponen penyusun pada level 0 terdiri dari komponen alas bawah dan komponen tiang samping kiri yang dirakit menggunakan sekrup berukuran 3 cm dengan kuantitas sebanyak 3 sekrup.
Komponen penyusun pada level 1 memiliki komponen utama dan komponen tambahan, yaitu komponen sekat dan komponen alas pendek yang dirakit menjadi satu menggunakan sekrup berukuran 3 cm sebanyak 3 sekrup. Pada level 2 terdapat perakitan antara perakitan 1 dengan perakitan 2. Perakitan 1 merupakan perakitan antara komponen alas bawah dengan komponen tiang samping kiri, sedangkan perakitan 2 adalah perakitan antara komponen sekat dengan alas pendek. Perakitan yang terdapat pada level 3 adalah perakitan antara tiang samping kanan dengan perakitan 3 yang dihubungkan dengan menggunakan sekrup sebanyak 3 sekrup.
Level 4 memiliki perakitan antara perakitan 4 dengan komponen alas atas yang dirakit menggunakan sekrup berukuran 3 cm sebanyak 9 sekrup. Komponen penyusun pada level 5 adalah komponen sandaran yang dirakit dengan perakitan 5 menggunakan sekrup sebanyak 2 sekrup. Pada level 6 terdapat perakitan antara komponen atap dengan perakitan 6 yang dirakit menggunakan sekrup sebanyak 6 sekrup. Level 7 yang merupakan level terakhir pada struktur produk implotion ini adalah produk jadi, yaitu rak pajangan.
Setiap komponen penyusun baik komponen utama maupun komponen tambahan dan produk jadi memiliki  kuantitas yang berbeda-beda yang terletak di sebelah kanan atas pada masing-masing komponen dan produk jadi. Selain itu, juga memiliki urutan penomoran yang disusun berdasarkan tahapan penyusunannya yang terdapat pada data-data komponen sebelumnya.

e.    Bill of Material (BOM)
Pembuatan BOM (Bill of Material) berhubungan dengan struktur produk, dimana BOM (Bill of Material) merupakan daftar bahan, material atau komponen yang dibutuhkan untuk dirakit, dicampur atau dibuat menjadi produk akhir. BOM untuk struktur produk explotion merupakan gambaran dalam bentuk tabel dari bagan struktur produk explotion sebelumnya. Berikut ini bentuk dari BOM (Bill of Material) untuk struktur produk explotion.
Tabel 6.
Bill of Material (BOM) Explotion
No.
Level
Kode
Deskripsi
Kuantitas
1
0
RPN
Rak pajangan
1
2
1
ATP
Atap
2
3
2
SDN
Sandaran
1
4
3
ATS
Alas Atas
1
5
4
TSKn
Tiang Samping Kanan
1
6
6
SKT
Sekat
1
7
6
APK
Alas Pendek
1
8
7
ABH
Alas Bawah
1
9
7
TSKr
Tiang Samping Kiri
1
10
1,2,3,4,5,6,7
SKP
Sekrup 3 cm
32

Bill of Material (BOM) untuk struktur produk explotion memiliki level yang dimulai dari level 0 sampai dengan level 7. Bill of Material (BOM) explotion ini disusun berdasarkan struktur produk explotion yang dimulai dari produk jadi sampai ke komponen-komponen penyusunnya. Level 0 adalah rak pajangan dengan kode nama produk adalah RPN yang memiliki kuantitas adalah sebanyak satu unit. Komponen atap terletak pada level 1 dengan nama pemberian simbol atau kode adalah ATP dengan kuantitas sebanyak dua komponen.
Komponen sandaran terletak pada level 2 yang diberi nama simbol atau kode, yaitu SDN dengan kuantitas yang dimiliki adalah sebanyak satu komponen. Pada level 3 terdapat komponen alas atas yang diberi simbol ATS dengan kuantitas sebanyak satu komponen. Level 4 adalah komponen tiang samping kanan dengan nama pemberian kode adalah TSKn yang memiliki kuantitas sebanyak satu komponen. Komponen sekat dan komponen alas pendek terletak pada level 6 yang memiliki nama kode adalah SKT dan APK yang masing-masing memiliki kuantitas sebanyak satu komponen.
Komponen alas bawah dan komponen tiang samping kiri terletak pada level  7 yang masing-masing komponen memiliki kuantitas sebanyak satu komponen dan nama pemberian kode pada masing-masing komponen adalah ABH dan TSKr. Komponen tambahan, yaitu sekrup terletak pada level 1,2,3,4,5,6,7 dengan nama kode adalah SKP yang berukuran 3 cm dengan kuantitas sebanyak 32 unit sekrup.
BOM (Bill of Material) untuk struktur produk implotion merupakan gambaran dalam bentuk tabel dari bagan struktur produk implotion sebelumnya. Berikut ini bentuk dari struktur produk implotion.
Tabel 7.
Bill of Material (BOM) Implotion
No.
Level
Kode
Deskripsi
Kuantitas
1
0
ABH
Alas Bawah
1
2
0
TSKr
Tiang Samping Kiri
1
3
1
SKT
Sekat
1
4
1
APK
Alas Pendek
1
5
3
TSKn
Tiang Samping Kanan
1
6
4
ATS
Alas Atas
1
7
5
SDN
Sandaran
1
8
6
ATP
Atap
2
9
7
RPN
Rak pajangan
1
10
0,1,2,3,4,5,6
SKP
Sekrup
32

     Bill of Material (BOM) implotion disusun berdasarkan struktur produk implotion yang dimulai dari komponen-komponen penyusun sampai dengan produk jadi, yaitu rak pajangan. Tabel bill of material (BOM) implotion terdiri dari lima kolom, yaitu nomor, level pada masing-masing komponen dan produk jadi, kode, deskripsi, dan kuantitas. Komponen alas bawah dan tiang samping kiri terletak pada level 0 yang diberi kode pada masing-masing komponen adalah ABH dan TSKr dengan masing-maisng kuantitas sebanyak satu komponen.
     Komponen penyusun untuk komponen sekat dan alas pendek terletak pada level 1 dengan nama pemberian kode adalah SKT dan APK yang memiliki kuantitas pada masing-masing komponen sebanyak satu komponen. Pada level 3 memiliki komponen penyusun, yaitu komponen tiang samping kanan yang diberi nama kode adalah TSKn dengan kuantitas sebanyak satu komponen. Komponen alas atas terletak pada level 4 yang memiliki nama kode ATS dengan kuantitas sebanyak satu komponen. Level 5 adalah komponen sandaran dengan pemberian nama kode, yaitu SDN dengan kuantitas sebanyak satu komponen.
     Komponen atap terletak pada level 6 yang memiliki nama kode adalah ATP dengan banyaknya kuantitas adalah sebanyak dua komponen. Produk jadi, yaitu rak pajangan terletak pada level 7 dengan nama pemberian kode adalah RPN yang memiliki  kuantitas sebanyak satu unit. Komponen tambahan, yaitu sekrup terletak pada level 0,1,2,3,4,5,6 dengan nama kode adalah SKP yang berukuran 3 cm dengan kuantitas sebanyak 32 unit sekrup.

3.   Analisis OPC, APC, Struktur Produk, dan BOM
Analisis yang terdapat pada modul ini menjelaskan mengenai OPC, APC, struktur produk, dan BOM. Setiap analisis yang mengenai OPC, APC, struktur produk, dan BOM disusun berdasarkan pada penjelasan masing-masing. Berikut ini merupakan analisis dari masing-masing penjelasan mengenai data-data komponen, OPC, APC, struktur produk, dan BOM.
a.    Analisis Data-data Komponen
Berdasarkan tabel 1 data komponen utama, diketahui bahwa untuk data komponen utama terdiri dari 8 komponen yang berbeda baik dari ukuran, kuantitas maupun harganya. Harga komponen yang paling mahal yaitu pada komponen alas bawah maupun alas atas yaitu sebesar Rp. 2462,89. Hal tersebut dikarenakan pada bagian kedua alas tersebut memiliki ukuran yang lebih panjang dibandingkan dengan komponen yang lain, sedangkan harga komponen yang paling murah yaitu sandaran sebesar Rp. 1231,45. Hal tersebut dikarenakan pada bagian sandaran menggunakan ukuran lebar yang berbeda yaitu lebih kecil dibandingkan dengan komponen-komponen yang lainnya. Berdasarkan tabel 2 data komponen tambahan, terlihat bahwa untuk data komponen tambahan hanya menggunakan 1 buah, yaitu sekrup. Harga sekrup ini untuk satu unitnya, yaitu sebesar Rp. 56-.
Berdasarkan tabel 3 data-data komponen utama dan komponen tambahan dapat diketahui bahwa banyaknya komponen yang digunakan baik komponen utama maupun tambahan yaitu sebanyak 9 komponen dan pemberian nama simbol yang berbeda-beda. Banyaknya kuantitas yang paling banyak digunakan adalah sekrup yaitu sebanyak 32 buah. Hal ini dikarenakan sekrup sebagai alat untuk mengabungkan antara komponen yang satu dengan komponen yang lain.
Tabel 4 yang merupakan data waktu perakitan yang daoat terlihat bahwa selama 3 kali proses perakitan ke semua komponen mulai dari awal sampai perakitan ke 7 atau terbentuknya rak pajangan waktu yang dihasilkan operator makin lama makin meningkat pada 3 perakitan. Hal ini disebabkan karena operator merasa kelelahan, belum terbiasa untuk melakukan proses perakitan rak pajangan, dan hal teknisnya yaitu operator selalu mendapatkan lubang baru pada saat memasang sekrup atau perakitannya.
Berdasarkan tabel 5 mengenai data persentase scrap yang terjadi pada setiap komponen rak pajangan yang mengalami proses pengukuran, pemotongan, perataan dan pelubangan maka, dapat terlihat bahwa pada saat proses pengukuran semua komponen tidak mengalami perubahan ukuran sehingga persentase scrapnya adalah 0 %. Komponen atap merupakan proses pemotongan bahan atau semua komponen yang paling terbesar presentasenya yaitu sebesar 7,74%. Hal ini disebabkan karena dalam proses pemotongan komponen atap menggunakan perhitungan volume scrap dari prisma segitiga. Proses perataan bahan atau semua komponen yang menghasilkan persentase scrap terbesar, yaitu pada komponen sandaran sebesar 3,26 %. Hasil persentase pada proses pelubangan bahan atau semua komponen yang menghasilkan persentase scrap terbesar, yaitu pada komponen tiang samping kiri sebesar 3,17 %. Hal tersebut dikarenakan terdapat pelubangan komponen sebanyak 10 lubang.
b.   Analisis Peta Proses Operasi (OPC)
Berdasarkan gambar 1, peta proses operasi ini menggambarkan urutan-urutan operasi dan pemeriksaan yang dilakukan mulai dari bahan baku sampai menjadi suatu produk yang utuh, yaitu rak pajangan. Proses-proses yang dilakukan pada pembuatan rak pajangan dimulai dari proses mengukur, memotong, meratakan, melubangi, sampai ke proses perakitan. Pada peta proses operasi ini dapat diketahui beberapa informasi, yaitu komponen-komponen apa saja yang dibutuhkan dalam proses pembuatan rak pajangan, waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan komponen-komponen tersebut mulai dari diukur, diperiksa, dipotong, diserut, dibor sampai dengan setiap komponen tersebut dirakit.
Banyaknya operasi dalam peta proses operasi ini yaitu sebanyak 37 operasi atau kegiatan yang dilakukan oleh operator dengan 1 kali pemeriksaan pada akhir operasi. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pembuatan rak pajangan adalah selama 62.29 menit dengan banyaknya. Waktu tersebut dirasakan masih kurang efektif sehingga perlu dilakukan perbaikan-perbaikan agar mendapatkan waktu yang seefisien mungkin.
c.    Analisis Peta Proses Perakitan (APC)
Berdasarkan gambar 2 yang merupakan peta proses perakitan dapat diketahui bahwa dalam peta proses perakitan hanya menyajikan proses perakitan antara komponen-komponen tanpa menggambarkan bagaimana komponen-komponen tersebut terbentuk sebelum dirakit. Dalam peta proses perakitan rak pajangan ini terdapat tujuh perakitan yang masing-masing perakitan dirakit dengan menggunakan komponen tambahan, yaitu sekrup dengan ukuran 3 cm.
Waktu yang dibutuhkan oleh operator dalam merakit rak pajangan ini, yaitu selama 25.61 menit dan waktu pemeriksaan yang dibutuhkan adalah selama 0.10 menit atau bila dikonversi ke dalam detik adalah 10 detik. Peta proses perakitan berbeda dengan peta proses operasi karena pada peta proses perakitan hanya menyajikan gambaran perakitan antara komponen-komponen tanpa menggambarkan bagaimana komponen-komponen tersebut terbentuk sebelum dirakit.
d.   Analisis Struktur Produk
Berdasarkan gambar 3, struktur produk explotion pada pembuatan rak pajangan ini memiliki tujuh level dalam suatu perakitan, dimana level 0 merupakan produk akhir, yaitu rak pajangan dan level berikutnya, yaitu level satu sampai dengan level tujuh merupakan komponen-komponen penyusunnya baik komponen utama maupun komponen tambahan. Setiap komponen utama dan komponen tambahan memiliki kuantitas yang berbeda-beda dalam setiap komponennya. Kuantitas merupakan banyaknya komponen yang digunakan per masing-masing komponen dalam pembuatan suatu produk.
Pembuatan struktur produk explotion ini, untuk setiap komponen utama, komponen tambahan, produk akhir, dan perakitan memiliki urutan penomoran yang disusun berdasarkan tahapan penyusunan struktur produknya. Tahapan penyusunannya dimulai dari produk akhir sampai ke komponen-komponen penyusunnya yang terletak di atas sebelah kiri pada setiap komponen utama, komponen tambahan, dan produk akhir, memiliki kuantitas yang berbeda-beda dari setiap komponen-komponennya yang terletak di atas sebelah kanan pada setiap komponen utama, komponen tambahan, dan produk akhir serta memiliki nomor komponen yang terletak di bawah sebelah kiri pada setiap komponen utama, komponen tambahan, dan produk akhir.
Antara perakitan dengan perakitan pada struktur produk tidak memiliki level atau tingkatan tetapi untuk kasus pembuatan rak pajangan ini berbeda. Pada level lima antara perakitan satu dengan perakitan dua memiliki level. Hal ini disebabkan karena antara perakiran satu dengan perakitan dua mengalami proses perakitan yang dirakit menjadi satu dengan menggunakan komponen tambahan, yaitu sekrup sehingga memiliki level, dimana level tersebut untuk menunjukkan komponen tambahannya yang akan saling berhubungan dengan pembuatan Bill of Material. Dalam pembuatan struktur produk ini berhubungan dengan peta proses perakitan (assembling process chart).
Berdasarkan gambar 4, struktur produk implotion pada pembuatan rak pajangan ini tidak jauh berbeda dengan struktur produk explotion. Struktur produk implotion memiliki tujuh level atau tingkatan dalam suatu perakitannya. Level nol sampai dengan level enam merupakan komponen-komponen penyusunnya baik komponen utama maupun komponen tambahan dan level paling bawah atau level terakhir merupakan produk akhir, yaitu rak pajangan.
Pembuatan struktur produk implotion ini, memiliki urutan penomoran untuk setiap komponen utama, komponen tambahan, produk akhir, dan perakitan yang disusun berdasarkan tahapan penyusunannya, yang dimulai dari komponen-komponen penyusunnya sampai ke produk akhir, yaitu rak pajangan. Urutan penomoran ini terletak di atas sebelah kiri pada setiap komponen utama, komponen tambahan, produk akhir, dan perakitan. Selain itu, juga memiliki kuantitas atau banyaknya komponen yang digunakan per masing-masing komponen dalam pembuatan suatu produk yang terletak di atas sebelah kanan pada masing-masing komponen dan memiliki nomor komponen yang terletak di bawah sebelah kiri. Sama halnya dengan struktur produk explotion, struktur produk implotion ini terdiri dari enam kali perakitan.
Pembuatan struktur produk explotion dengan struktur produk implotion pada dasarnya adalah sama, yang membedakan hanya cara penyusunan struktur produknya saja. Jika struktur produk explotion dimulai dari produk akhir ke komponen-komponen penyusunnya, maka struktur produk implotion sebaliknya dimulai dari komponen-komponen penyusunnya ke produk akhir. Pembuatan struktur produk explotion dan struktur produk implotion ini berhubungan dengan peta proses perakitan (assembling process chart) yang berarti bahwa peta proses perakitan ini merupakan peta yang digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kedua struktur produk ini baik struktur produk explotion maupun struktur produk implotion sehingga dapat lebih mudah dalam membuat struktur produk explotion maupun struktur produk implotion.
e.    Analisis Bill of Material (BOM)
Berdasarkan pada tabel 6, BOM (Bill of Material) untuk struktur produk explotion merupakan gambaran dalam bentuk tabel yang disusun berdasarkan pada bagan struktur produk explotion. Bill of Material (BOM) untuk struktur produk explotion memiliki delapan komponen utama, satu produk akhir, dan satu komponen tambahan sehingga dapat diketahui bahan baku atau komponen apa saja yang digunakan dalam pembuatan rak pajangan. Bill of Material (BOM) untuk struktur produk explotion memiliki level-level perakitan yang terdapat pada setiap komponen-komponennya, dimana level-level ini mengikuti struktur produk explotion sebelumnya dan terdapat pemberian nama simbol yang berbeda-beda pada setiap komponen. Setiap komponen memiliki kuantitas yang berbeda-beda. Kuantitas yang paling banyak terdapat pada komponen tambahan, yaitu sekrup sebanyak 32 buah. Hal ini dikarenakan sekrup sebagai alat untuk mengabungkan antara komponen yang satu dengan komponen yang lain.
     Berdasarkan tabel 7, Bill of Material (BOM) untuk struktur produk implotion berbeda dengan Bill of Material (BOM) untuk struktur produk explotion. Perbedaannya terletak pada pada urutan level dan komponen-komponennya. BOM untuk struktur produk implotion ini penyusunannya dimulai dari komponen-komponen penyusun sampai ke produk akhir, dimana komponen-komponen penyusunnya terdiri dari alas bawah, tiang samping kiri, sekat, alas pendek, tiang samping kanan, alas atas, sandaran, dan atap sedangkan produk akhirnya adalah rak pajangan. Setiap komponen memiliki banyaknya komponen yang digunakan atau kuantitas yang berbeda-beda dan memiliki pemberian nama simbol yang berbeda-beda pula untuk setiap komponennya.  Pengurutan level disusun berdasarkan pada bagan struktur produk implotion sebelumnya. Bill of Material (BOM) memiliki dua tipe level, yaitu single level BOM dan multi level BOM. Dalam proses pembuatan rak pajangan ini termasuk ke dalam tipe multi level BOM karena dalam proses pembuatan rak pajangan ini menggambarkan struktur produk yang lengkap dari level nol sampai level yang paling bawah.

2 comments

Mohon maaf, banyak gambar yang hilang..

Reply

Diberdayakan oleh Blogger.