Selasa, 19 November 2013

Studi gerakan MTM


BAB II
LANDASAN TEORI


2.1       Studi  Gerakan
            Studi gerakan adalah analisis  terhadap beberapa gerakan bagian badan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya, dengan demikian diharapkan agar gerakan-gerakan yang tidak efektif dapat dikurangkan. Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh seorang pekerja ada kalanya pula sudah tepat atau sudah sesuai dengan gerakan-gerakan yang diperlukan, tetapi ada kalanya pula seorang pekerja melakukan gerakan yang tidak perlu biasanya disebut gerakan yang tidak efektif. Untuk memudahkan penganalisaan terhadap gerakan-gerakan yang dipelajari, perlu dikenal dahulu gerakan-gerakan dasar (Sutalaksana, 1979).
            Metode MTM-1 (Methods Time Measurement-1) yang mempunyai keunggulan pre-determaned, ialah metoda ini dapat mendeteksi waktu penyelesaian suatu pekerjaan dalam suatu metoda yang diusulkan sebagai alternatif, sebelum metoda kerja tersebut diterapkan atau dijalankan (Sutalaksana, 1979).

2.2       Methods Time Measurement-1 (MTM-1)
            Methods Time Measurement-1 (MTM-1) adalah suatu sistem penetapan awal waktu baku yang dikembangkan berdasarkan studi gambar gerakan-gerakan kerja dari suatu operasi kerja industri yang direkam dalam film (Wignosoebroto,1995).
            Sistem ini didefinisikan sebagai suatu prosedur untuk menganalisis setiap operasi atau metoda kerja ke dalam gerakan-gerakan dasar yang diperlukan untuk melaksanakan kerja tersebut, dan kemudian menetapkan standar waktu dari masing-masing gerakan tersebut berdasarkan macam gerakan dan kondisi-kondisi kerja masing-masing yang ada (Sutalaksana, 1979).


2.3       TMU (Time Measurement Unit )
            TMU merupakan satuan waktu yang digunakan dalam MTM (Methods Time Measurement) baik MTM 1,2 atau 3. Definisi TMU ialah unit pengukuran waktu, dimana : 1 TMU = 0,00001 jam (1 TMU = 0,036 detik) (Yudiantyo, 1994).    

2.4      Tahap Dalam Pengukuran Waktu Kerja dengan Metoda MTM-1

            Pada dasarnya, terdapat tiga tahap dalam melakukan pengukuran waktu kerja dengan metoda MTM-1, yaitu, Pendahuluan, Observasi, Perhitungan dan pengecekan. Pendekatan operator ialah pemberitahuan kepada operator tentang pengukuran dan pencatatan yang akan dilakukan, dengan tujuan agar operator dapat bekerja secara wajar. Pengumpulan informasi adalah identifikasi kegiatan antara lain meliputi: lokasi kegiatan, identifikasi bahan dan bagian-bagiannya, peralatan yang dipakai, tata letak tempat kerja, kondisi pekerjaan, kualitas dan pengukuran jarak (Yudiantyo, 1994).

2.5.      Elemen-Elemen Gerakan MTM-1 (Methods Time Measurement -1)

            Dalam metoda MTM-1 (Methods Time Measurement-1) terdiri dari elemen-elemen gerakan seperti Reach, Move, Apply Pressure, Turn, Grasp, Release, Position, Disengage, Eye Time , Crank Body, Leg & Foot Motion (Yudiantyo, 1994).

2.5.1    Gerakan Menjangkau (Reach)
            Gerakan menjangkau (Reach) ialah gerakan dasar yang digunakan bila maksud utama gerakan adalah untuk memindahkan tangan atau jari tangan ke suatu tempat tujuan atau lokasi yang baru. Dalam pergerakan ini, tangan dalam keadaan kosong atau tidak membawa obyek apapun (Yudiantyo, 1994).





            Cara penulisan gerakan ini dipetakan dalam simbol-simbol yang berurut dan masing-masing simbol tersebut mengandung arti, yaitu :
--------------- simbol ---------------
1        2           3              4            5
m       R          f           kasus        m
            Simbol pertama dan ke-lima menginformasikan adanya gerakan lain yang tergabung dan tak terpisahkan dengan gerakan Reach ini. Dan dituliskan jika dan hanya jika gerakan tersebut bersatu dengan gerakan lain. Penulisannya harus dengan memakai huruf ‘m’. Bila dipakai huruf besar seperti ‘M’, maka akan menginformasikan elemen gerakan dasar yang lain.Simbol ke-dua ialah simbol yang menginformasikan gerakan Reach.
            Simbol ke-tiga diisi dengan jarak. Jarak yang dimaksudkan disini adalah jarak perpindahan tangan. Jarak yang dituliskan di sini harus dalam satuan Inch, karena tabel yang tersedia sudah dalam satuan Inch. Bila jarak pergerakan ini kurang dari ¾ , maka penulisannya tidak perlu dengan angka, cukup dengan menuliskan huruf ‘f’ simbol ke-empat menginformasikan kasus dalam gerakan Reach ini. Diisi dengan huruf A,B,C,D atau E (Yudiantyo, 1994).

2.5.2    Gerakan Membawa (Move)
            Gerakan membawa (Move) ialah gerakan dasar yang dikerjakan bila maksud utamanya adalah untuk membawa suatu obyek ke suatu sasaran. Ciri-ciri utama dari pergerakan ini ialah pada saat pergerakan tangan, tangan dalam kondisi membawa objek. Oleh karena itu, berat dari objek diperhitungkan dalam gerakan ini, karena mempengaruhi pergerakan (Yudiantyo,1994).
            Cara penulisan gerakan Move ini dipetakan dalam simbol-simbol yang berurut dan masing-masing simbol tersebut mengandung arti, yaitu :
------------------------ simbol -----------------------
1           2            3             4               5              6
m        M            f          kasus           m          berat

            Simbol pertama dan ke-enam menginformasikan adanya gerakan lain yang bergabung dan tak terpisahkan dengan gerakan Move ini. Dan dituliskan jika dan hanya jika gerakan tersebut bersatu dengan gerakan lain. Penulisannya harus dengan memakai huruf ‘m’. Bila dipakai huruf besar seperti ‘M’, maka akan menginformasikan elemen gerakan dasar yang lain.
            Simbol ke-dua ialah simbol yang menginformasikan gerakan Move. Simbol ke-tiga diisi dengan jarak. Jarak yang dimaksudkan disini adalah jarak perpindahan tangan. Jarak yang dituliskan di sini harus dalam satuan Inch, karena tabel yang tersedia sudah dalam satuan Inch. Bila jarak pergerakan ini kurang dari ¾”, maka penulisannya tidak perlu dengan angka, cukup dengan menuliskan huruf ‘f’.
            Simbol ke-empat menginformasikan kasus dalam gerakan Move ini. Diisi dengan huruf A,B atau C. Simbol ke-lima menginformasikan berat objek yang berlaku dalam gerakan Move ini. Berat diidentifikasikan dalam satuan lbs, sesuai tabel yang telah disediakan. Beban diperhitungkan bila melebihi 2 lbs. (Yudiantyo, 1994)

2.5.3   Gerakan Menekan (Apply Pressure)

            Gerakan menekan (Apply Pressure) ialah pemakaian tekanan pada waktu pergerakkan. Gerakan yang termasuk dalam gerakan ini, misalnya mengencangkan sekrup dengan obeng (Yudiantyo,1994).

2.5.4    Gerakan Memutar (Turn)

            Gerakan memutar (Turn) ialah memutar atau gerakan memutar tangan sepanjang sumbu tangan atau lengan bawah. Tatacara pemberian simbol dalam gerakan Turn ini adalah sebagai berikut:
---------------- simbol -------------
1                        2                       3
T         derajat perputaran       S/M/L
            Simbol pertama dituliskan huruf T besar, yang menginformasikan gerakan Turn. Simbol ke-dua dituliskan derajat perputaran, Simbol ke-tiga dituliskan S, M, L, disesuaikan dengan kategori beban perputarannya (Yudiantyo, 1994).

2.5.5    Gerakan Memegang atau Mengengam (Grasp)
            Gerakan memegang (Grasp) ialah elemen gerakan dasar untuk menguasai benda baik dengan jari atau dengan tangan. Pembagian dari gerakan Grasp ini dibagi dalam 11 kategori yaitu :
G1, pick-up grasp,  yang  terdiri  dari  3 kasus yaitu kasus A,B dan C, yaitu: G1A,    
      dipakai untuk semua objek yang secara  mudah  dipegang,  dikerjakan  dengan    
      cara menutup jari / menghimpitkan  kedua jari. G1B, dipakai  bila  objek  yang
      dipegang   sangat    kecil    atau    objek    yang    sangat   pipih   yang   terletak
      sejajar / sebidang  dengan  permukaan  meja. G1C,  gerakan  ini dipakai  untuk  
      objek pemegangan yang berbentuk silindris, dan dibagi menjadi  tiga  kategori
      diameter, yaitu  G1C1, dipakai  bila  objek   yang   akan   dipegang   berbentuk  
      silindris, yang   berdiameter lebih besar dari ½ inch. G1C2,  dipakai bila objek
      yang   akan   dipegang   berbentuk   silindris,  yang  berdiameter antara ¼ inch
      sampai    dengan  ½  inch.  G1C3,  dipakai   bila   objek  yang   akan  dipegang   
      berbentuk silindris, yang berdiameter lebih kecil  dari  ¼  inch.
G2, dipakai bila terjadi pengubahan pemegangan  tanpa melepaskan pengendalian.
G3, dipakai bila objek  yang   akan   dipegang   diambil   dari  tangan  lain  dengan  
      mudah.
G4, dipakai        bila         pemegangan        dilakukan         setelah         pemilihan.
G5, yang dimaksud ialah menguasai objek dengan cara disentuh. Dan gerakan ini    
      biasanya  sudah  termasuk  dalam  gerakan Reach,  sehingga besar TMU-nya
      adalah nol (Yudiantyo, 1994).

2.5.6    Gerakan Melepas  (Release)
            Gerakan melepas (Release) ialah gerakan melepaskan penguasaan obyek oleh jari atau tangan. Pembagian gerakan Release ini terbagi dalam  dua kategori, yaitu :
R11, yang dimaksud ialah melepaskan penguasaan objek  dengan   membuka   jari   
        untuk melepaskan.
R12, yang dimaksud  ialah’ menghindar’,  lawan dari G5. Sehingga, biasanya  bila  
        gerakan    Grasp-nya   masuk  dalam  kategori  G1, G2, G3  atau  G4,  maka
        gerakan   Release-nya   adalah  RL1.  Sedangkan bila  gerakan Grasp-nya
        masuk dalam   kategori   G5,   maka   gerakan   Release-nya   adalah   RL2 
        (Yudianyto, 1994).

2.5.7    Gerakan Mengarahkan (Position)
            Gerakan mengarahkan (Position) ialah gerakan dasar dari jari atau tangan yang dipergunakan untuk meluruskan, mengorientasikan atau mengarahkan sebuah obyek dengan obyek lainnya, dengan tujuan memperoleh hubungan yang spesifik. Position terjadi setelah objek ditransportasikan atau dipindahkan, tatacara penulisan simbol pada gerakan Position ini ialah :

--------------- simbol ----------------
1               2              3                  4
P           1/2/3      S/SS/NS         E/D

            Simbol pertama merupakan simbol untuk gerakan Position.
            Simbol ke-dua menginformasikan kategori dari gerakan Position, yaitu:
            1    = Tidak ada tekanan/paksaan/kesukaran
2        = Sedikit tekanan
3        = Kesukaran atau diperlukan tekanan yang besar
            Simbol ke-tiga menjelaskan bentuk sifat atau bentuk dari benda yang diarahkan yaitu, S   = Simetri, SS = Semi-simetri, NS = Non-simetri. Yang dimaksud dengan simetri ialah objek yang diarahkan bisa dalam keadaan bebas dimasukkan/diarahkan. Dan yang dimaksud dengan semi-simetri ialah objek yang diarahkan/dimasukkan terbatas posisinya pada saat dimasukkan. Sedangkan yang dimaksud dengan non-simetri ialah objek yang diarahkan/dimasukkan hanya bisa dimasukkan dengan satu posisi saja. Simbol ke-empat menginformasikan tingkat kemudahan dalam melakukan gerakan Position, yaitu E = Mudah dalam pengendaliannya, D = Sukar dalam pengendaliannya   (Yudiantyo, 1994).

2.5.8    Gerakan Melepas Rakit (Disengage)

            Gerakan melepas rakit (Disengage) ialah gerakan dasar untuk memisahkan suatu obyek dari obyek lain.Pembagian pada gerakan Disengage ini dibagi dalam tiga kategori, yaitu:

D1,  Loose, sangat sedikit usahanya, dan bercampur   dengan  gerakan selanjutnya
       jarak pemisahannya sampai 1 inch.
D2, Close, usahanya    normal,  dan   jarak  pemisahannya  antara  1  inch   sampai   
       dengan 5 inch.
D3, Tight, usaha   yang  besar, dan jarak pemisahannya lebih besar dari 5 inch dan    
       lebih    kecil    dari    12   inch.
             Tatacara    penulisan   simbol    pada   gerakan  Disengage ini ialah :
----------------- simbol ------------------
1                          2                            3
D                      1/2/3                       E/D
Simbol pertama merupakan simbol untuk gerakan Disengage. Simbol ke-dua menginformasikan tingkat usaha dari gerakan Disengage. Simbol ke-tiga menginformasikan tingkat kesulitan dari gerakan Disengage (Yudiantyo, 1994).

2.5.9    Gerakan Mata (Eye Time)
            Gerakan ini terbagi menjadi dua gerakan, yaitu:
1.      Eye Travel (ET)
            Eye Travel ialah gerakan mata yang dipergunakan untuk mengubah pandangan dari suatu lokasi ke lokasi lain. Terdapat dua cara pengukuran yang dapat dilakukan sehubungan dengan penentuan Eye Travel ini, yaitu :




a.       Membaca tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1 TMU Berdasarkan Derajat Perpindahan Mata

Sudut
Perpindahan(derajat)
TMU
15
4.3
30
8.6
45
12.8
60
17.1
>=75
20
                                  
b.      Berdasarkan jarak perpindahan (T) dan jarak tegak lurus antara mata dan garis perpindahan (D) (Yudiantyo, 1994).

2.      Eye Focus (EF)

            Eye Focus ialah konsentrasi mata atau penglihatan mata terhadap suatu obyek pada kurun waktu tertentu dengan maksud memperjelas penglihatan. Besar TMU yang ditetapkan untuk gerakan ini adalah sebesar 7,3 TMU (Yudiantyo, 1994).


2.5.10  Crank
            Crank ialah gerakan memutar dari jari tangan, tangan, pergelangan tangan dan lengan. Berbeda dengan Turn, gerakan Crank terdapat diameter dari putaran, sebagai contoh memutar stir mobil.

            Tatacara penulisan simbol dari gerakan Crank ini adalah sebagai berikut

------------------ simbol ------------------
1                2                     3                4
Jml putaran     C     Diameter putaran    ENW

            Simbol pertama menginformasikan jumlah putaran. Minimal jumlah putaran adalah ½ putaran. Bila kurang dari ½ putaran, maka gerakan tersebut tidak dikategorikan gerakan Crank, tetapi gerakan Move. Simbol ke-dua merupakan notasi dari gerakan Crank. Simbol ke-tiga menginformasikan diameter putaran. Simbol ke-empat menginformasikan beban putaran. Dan dituliskan bila lebih besar dari 21/2 lbs. ENW singkatan dari Effective Net Weight, dan dalam hal ini dipakai satuan lbs (Yudiantyo, 1994).

2.5.11   Body, Leg, And Foot Motion
            Gerakan ini terdiri dari gerakan tubuh dan gerakan kaki, pembagiannya adalah sebagai berikut :
1.      Horizontal Motion
Yang dimaksud dengan Horizontal Motion ialah pergerakan tubuh secara horizontal. Horizontal Motion dikategorikan dalam tiga jenis pergerakan, yaitu :
a)    Berjalan (Walk)
      Yang dimaksud dengan Walk ialah  pergerakan  ke  depan  atau   ke   belakang
      dari tubuh yang timbul dari langkah perpindahan.
b)   Pundah ke samping (Side Step)
      Yang dimaksud dengan Side Step  ialah   gerakan   atau perpindahan  tubuh  ke
      samping dengan satu atau dua  langkah  ke  samping, tanpa  perputaran  badan.
c)   Putar badan (Turn Body)
     Yang dimaksud Turn Body ialah  memutar  badan  yang  dikerjakan  dengan
     satu atau dua langkah (Yudiantyo, 1994).

2.      Leg & Foot Motion
            Gerakan Leg & Foot Motion ini dapat dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu :
a) Foot Motion (FM)
    Yang      dimaksud       dengan       Foot     Motion    ialah       menekan        atau  
    mengangkat telapak kaki melalui tumit.

b) Foot Motion With Heavy Pressure (FMP)
    Identik dengan  Foot Motion,  perbedaanya   ialah  bahwa  untuk    gerakan   ini
    dikategorikan dengan adanya kesukaran atau beban tekanan kaki.
c) Leg Motion (LM)
    Yang    dimaksud       dengan     Leg   Motion      ialah     menggerakkan     kaki,
    baik   melalui  lutut   bila   keadaan   duduk,  maupun  pinggang    bila   keadaan  
    berdiri (Yudiantyo, 1994).
d) Vertical Motion (VM)
    Ialah   pergerakan   ke    atas   atau   ke  bawah yang dilakukan oleh tubuh. Pada     
    pergerakan Vertical Motion ini   dibagi   dalam   sepuluh kategori, yaitu :
    a. Duduk (Sit)
         Ialah       gerakan     badan      untuk      duduk,       dari       keadaan    berdiri.
    b. Berdiri (Stand)
        Ialah         gerakan       badan        untuk      berdiri,      dari    keadaan   duduk.
    c. Bend (B)
        Ialah      membungkuk     di    tempat   dari   posisi   berdiri,  sehingga  tangan
       dapat    menjangkau    suatu   obyek     dengan     syarat     lutut   tetap    lurus.
    d. Stoop (S)
        Ialah  membungkuk  di  tempat    dari    posisi    berdiri,    sehingga      tangan
        sampai ke lantai.
    e. Kneel on One Knee (KOK)
        Ialah      gerakan        merendahkan       badan      dari       keadaan        berdiri      
       dengan     memindahkan     satu     kaki     ke    depan   atau  ke  belakang  dan   
       menurunkan satu lutut ke lantai.
    f. Arise from Bend  (AB)
       Ialah     berdiri       tegak      kembali        dari       posisi      bungkuk     (Bend)
   g. Arise from Stoop (AS)
       Ialah     berdiri      tegak      kembali    dari       posisi         bungkuk      (Stoop)
  h. Arise from Kneel on One Knee (A KOK)
       Ialah      berdiri       tegak        dari        posisi    Kneel on One Knee” (KOK).

   i. Kneel on Both Knees (KBK).
      Yang       dimaksud     ialah      merendahkan     tubuh      dari    posisi    berdiri      
      dengan memindahkan   satu    kaki   ke    depan    atau      ke      belakang,  dan    
      merendahkan      atau      menurunkan       satu     lutut     ke       lantai,       serta        
      menempatkan    lutut    kedua     berdekatan  dengan lutut pertama.
   j. Arise from Kneel on Both Knees (AKBK)
      Yang   dimaksud   ialah   berdiri  tegak   kembali   setelah   melakukan” Arise     
      from Kneel on Both Knees” (KBK)  (Wignosoebroto & Yudiantyo, 1994  
     & 1995).

2.6       Bagan Analisis

            Bagan analisis ialah untuk memperjelas dan memudahkan dalam melihat serta menganalisa gerakan-gerakan yang dilakukan oleh operator dalam melakukan pekerjaannya, baik yang dikerjakan dengan tangan kiri maupun tangan kanan. Sehingga memudahkan dalam menghitung keseluruhan waktu yang dipergunakan dalam pekerjaan tersebut. Bila pada saat bekerja dengan kedua tangan secara bersamaan, tangan kiri dan tangan kanan berbeda dalam elemen gerakannya, misalnya tangan kiri lebih banyak elemen gerakannya, maka nilai TMU yang dipergunakan adalah elemen gerakan yang tangan kiri, karena lebih banyak. Sedangkan bila kedua tangan sama-sama mempunyai satu elemen gerakan, akan tetapi mempunyai nilai TMU yang berbeda, maka yang dicantumkan hanyalah tangan yang mempunyai nilai TMU terbesar.
           Kolom bagian tangan kiri pada bagan analisis digunakan untuk menotasikan gerakan-gerakan yang dilakukan oleh tangan kiri. Sedangkan kolom bagian tangan kanan pada bagan analisis digunakan untuk menotasikan gerakan-gerakan yang dilakukan selain oleh tangan kiri, dalam arti gerakan tangan kanan atau selain gerakan tangan kanan, misalnya gerakan mata, gerakan kaki, dan gerakan badan. Kolom nomor digunakan untuk memberi nama pada sebuah kelompok gerakan. Kelompok gerakan tersebut dibuat dengan tujuan anatara lain supaya mempermudah pengidentifikasian elemen gerakan dasar dan untuk keperluan pengulangan (Yudiantyo, 1994).
         Untuk jelasnya, akan diperlihatkan “Bagan Analisis” tersebut pada gambar di bawah ini :

BAGAN ANALISIS
                                 Bagian                                                    Tanggal   :                                           No :
                                 Operasi   :                                              Analisis   :                                           Lembar ke  dari

Keterangan Tangan Kiri
No.
LH
TMU
RH
No.
Keterangan Tangan Kanan


































































































No
Keterangan
Elemen
Gerakan
TMU
Faktor
 konversi 0,00001 (jam)
Kelonggaran 15%
Waktu
(jam)
Jumlah
Ulang
perSiklus
Total Waktu (jam)








Total

Gambar 2.1  Bagan Analisis


 

2.7.      Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan.
            Peta tangan kiri dan tangan kanan merupakan suatu alat dari studi gerakan untuk menentukan gerakan-gerakan yang efesien, yaitu gerakan-gerakan yang memang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan (Sutalaksana, 1979). Peta ini menggambarkan semua gerakan-gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, juga menunjukkan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kanan dan tangan kiri  ketika melakukan suatu pekerjaan. Melalui peta ini dapat dilihat semua operasi secara cukup lengkap, yang berarti mempermudah perbaikan operasi tersebut. Peta ini sangat praktis  untuk memperbaiki suatu pekerjaan manual dengan tiap siklus dari pekerja terjadi dengan cepat dan terus berulang, sedangkan keadaan lain, peta ini kurang praktis untuk dipakai sebagai alat penganalisis (Sutalaksana,1979).

2.7.1    Kegunaan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan

            Pada dasarnya, peta tangan kiri dan tangan kanan berguna untuk memperbaiki suatu stasiun kerja, sebagaimana peta-peta kerja lain, peta ini pun mempunyai kegunaan yang lebih  khusus, diantaranya :
1. Menyeimbangkan    gerakan   kedua    tangan    dan    mengurangi      kelelahan.
            Dengan    bantuan    studi    gerakan  dan prinsip-prinsip  ekonomi gerakan
    maka kita  dapat  menguraikan suatu pekerjaan lengkap menjadi elemen-elemen
    gerakan     yang    terperinci.   Setiap   elemen     gerakan   dari    pekerjaan    ini
    dibebankan   ke   setiap   tangan   sedemikian    rupa   sehingga   seimbang   dan
    memenuhi prinsip ekonomi gerakan.
2. Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efesien dan tidak   
    produktif.
            Keadaan   ini   juga   bisa   dicapai   dengan    bantuan   studi  gerakan  dan   
    prinsip-prinsip     ekonomi     gerakan. Kemahiran  untuk   menguraikan    suatu
    pekerjaan  menjadi   elemen-elemen  gerakan  dan  kemudian  memilih  elemen-
    elemen   mana   saja   yang   efektif dan tidak efektif, tentu akan mempengaruhi
    efesien   dan  produktivitas   kerja. Jika suatu pekerjaan sudah bisa dilaksanakan
    dengan efesien dan produktif, maka   otomatis   waktu   penyelesaian  pekerjaan
    tersebut merupakan waktu tersingkat saat itu.
3. Sebagai alat untuk menganalisis tata letak stasiun kerja.
            Tata     letak      tempat      kerja     juga     merupakan         faktor        yang
    mempengaruhi       lamanya     waktu        penyelesaian.    Percobaan       dengan   
    merubah-rubah   tata   letak   peralatan   selain   dapat   menentukan   tata   letak
    yang  baik   ditinjau   dari   waktu  dan jarak, juga   dapat   menemukan  urutan-
      urutan  pengerjaan  yang baik dengan prinsip ekonomi gerakan.
4.   Sebagai alat untuk melatih pekerjaan baru.
      Peta  tangan  kiri  dan  tangan  kanan  menunjukkan  urutan-urutan  pengerjaan
yang terbaik untuk saat itu (Sutalaksana,1979).

2.7.2    Prinsip-Prinsip Pembuatan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan

            Untuk membuat peta tangan kanan dan tangan kiri ini pun terdapat beberapa prinsip yang perlu dilaksanakan, agar diperoleh peta yang baik dalam arti kata lengkap mengemukakan semua informasi tentang pekerjaan yang dipetakan (Sutalaksana, 1979). Prinsip-prinsip tersebut diuraikan sebagai berikut :
1.      Berbeda dengan peta-peta yang lain, untuk membuat peta tangan kiri dan tangan kanan , lembaran kertas dibagi dalam tiga bagian “kepala”, yaitu : bagian yang memuat bagan tentang stasiun kerja, dan bagian-bagian “badan”.
2.      Pada bagian “ kepala”, dibaris paling atas ditulis “PETA TANGAN KANAN DAN TANGAN KIRI”. Setelah itu, menyatakan identifikasi–identifikasi lainnya, seperti: nama pekerjaan, nama departemen, nomor peta, cara sekarang atau usulan, nama pembuat peta dan tanggal dipetakan.
3.      Pada bagian yang memuat bagan, digambarkan sketsa dari stasiun kerja yang memperlihatkan tempat alat-alat dan bahan. Sketsa ini digambarkan dengan memperlihatkan skala, sesuai dengan tempat kerja sebenarnya. Sketsa ini penting untuk menunjukkan kondisi saat dilakukan studi terhadap pekerjaan .
4.      Bagian “ badan” dibagi dalam dua pihak. Sebelah kiri kertas digunakan untuk menggambarkan kegiatan yang dilakukan tangan kanan dan tangan kiri, sebelah kanan kertas digunakan untuk menggambarkan kegiatan yang dilakukan tangan kanan pekerja.
5.      Langkah selanjutnya, perhatikan urutan-urutan gerakan yang dilaksanakan operator. Kemudian operasi tersebut diuraikan menjadi elemen-elemen gerakan yang biasanya dibagi kedalam delapan buah elemen sebagai berikut:
a)Elemen menjangkau diberi lambang Re
b)      Elemen memegang  diberi lambang G
c)Elemen membawa diberi lambang M
d)     Elemen mengarahkan diberi lambang P
e)Elemen menggunakan diberi lambang U
f)       Elemen melepas diberi lambang RI
g)      Elemen menggangur diberi lambang D
h)      Elemen memegang untuk memakai diberi lambang H  (Sutalaksana,1979).

2.8                   Definisi Kelonggaran

            Yang dimaksud dengan kelonggaran adalah tambahan pada waktu dasar dengan maksud memberi kesempatan pada pekerja untuk memulihkan diri dari keletihan fisiologis dan psikologis karena menyelenggarakan pekerjaan tertentu dalam keadaan tertentu dan juga agar pekerja dapat memperhatikan kebutuhan pribadinya. Biasanya untuk menghitung kelonggaran berhubungan untuk mencari waktu baku, yaitu seperti rumus waktu baku dibawah ini :
Wb = Wn + l
L adalah kelonggaran atau allowamce yang diberikan kepada operator untuk menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal (Sadiman, 1983).

2.9.      Macam-Macam Kelonggaran

            Kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu untuk kebutuhan pribadi, untuk  menghilangkan fatique, dan hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan. Ketiganya merupakan hal-hal yang secara nyata dibutuhkan oleh pekerja, dan selama pengukuran tidak diamati, diukur, dicatat atau dihitung. Karenanya sesuai pengukuran dan setelah mendapatkan waktu normal, kelonggaran perlu ditambahkan (Sutalaksana,1979).

2.9.1    Kelonggaran Untuk Kebutuhan Pribadi

Yang termasuk kedalam kebutuhan pribadi disini adalah, hal-hal seperti minum sekedarnya untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan teman sekerja sekedar untuk menghilangkan ketegangan ataupun kejenuhan dalam bekerja (Sutalaksana,1979).

2.9.2    Kelonggaran Untuk Menghilangkan Fatique

            Rasa fatique tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi baik jumlah maupun kualitasnya. Karenanya salah satu cara untuk menentukan besarnya kelonggaran ini adalah dengan melakukan pengamatan sepanjang hari kerja dan mencatat pada saat-saat hasil produksi menurun (Sutalaksana,1979).

2.9.3    Kelonggaran Untuk Hambatan-Hambatan Tak Terhindarkan

            Dalam melaksanakan pekerjaannya, pekerja tidak akan lepas dari berbagai  “hambatan”. Ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengobrol yang berlebihan dan menggangur dengan sengaja, ada pula hambatan yang tidak dapat dihindarkan karena berada diluar kekuasaan pekerja untuk mengendalikannya. Bagi hambatan yang pertama jelas tidak ada pilihan selain menghilangkannya, sedangkan bagi yang terakhir walaupun harus diusahakan serendah mungkin, hambatan akan tetap ada dan karenanya harus diperhitungkan dalam perhitungan waktu baku. Beberapa contoh yang termasuk kedalam hambatan tak terhindarkan adalah:
1. Menerima atau meminta petunjuk kepada pengawas
2. Melakukan penyesuaian-penyesuaian mesin
3. Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti : mengganti alat potong 
    yang patah, memasang kembali ban yang lepas, dan sebagainya
4. Mengasah peralatan potong
5. Mengambil alat-alat khusus atau bahan-bahan khusus dari gudang
6. Hambatan-hambatan karena kesalahan pemakaian alat ataupun bahan
7. Mesin berhenti karena matinya aliran listrik
Salah satu cara yang paling baik yang biasanya digunakan untuk menentukan besarnya kelonggaran bagi hambatan tak terhindarkan adalah dengan melakukan sampling pekerjaan ( Sutalaksana, 1979).

Diberdayakan oleh Blogger.