Selasa, 19 November 2013

Studi Literatur PTLF


BAB II
PENENTUAN KAPASITAS PRODUKSI, MATERIAL, DAN MESIN



2.1       Operation Process Chart (OPC)
Peta proses operasi merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai urutan-urutan operasi dan pemeriksaan (Sutalaksana, 1979). Pembuatan peta proses operasi ini merupakan tahapan pertama dalam urutan langkah untuk merencanakan tata letak fasilitas dan pemindahan bahan, dimana didalamnya berisi sejumlah simbol yang terdiri dari operasi, pemeriksaan dan gudang, selain itu berisi juga informasi tentang :
a.    Deskripsi proses bagi setiap kegiatan/ aktivitas.
b.    Waktu penyelesaian masing-masing kegiatan.
c.    Peralatan/ mesin yang digunakan.
d.    Persentase scrap selama berlangsungnya aktivitas.
Proses penggabungan atau perakitan juga ditampilkan dalam peta proses operasi dari komponen-komponen benda kerja yang dibuat, serta masing-masing komponen dilengkapi dengan identitasnya, meliputi nama komponen, bentuk dan ukuran dimensinya. Manfaat dari peta proses operasi menurut Sutalaksana (1979) adalah :
1.    Sebagai sarana untuk mengguraikan secara singkat, jelas, dan sistematis, tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh masing-masing komponen benda kerja secara grafis simbolis.
2.    Sebagai alat analisis peramalan kebutuhan mesin/ peralatan kerja dan kebutuhan bahan baku.
3.    Dapat digunakan sebagai alat perhitungan efisiensi bagi masing-masing simbol aktivitas.
4.    Sebagai alat analisis perbaikan metoda kerja dan latihan bagi tenaga kerja.
Sutalaksana (1979) menjelaskan bahwa dalam menyusun peta proses operasi dibutuhkan data-data informasi yang melalui tahapan seperti ditunjukkan oleh tabel 2.1.

Tabel 2.1 Tahapan Informasi Untuk Menyusun Peta Proses Operasi
No.
KETERANGAN
1.
Menyusun benda kerja yang akan dibuat atau gambar teknik yang dibuat oleh perancang.
2.
Menguraikan menjadi elemen-elemen penyusunnya.
3.
Analisis tahapan-tahapan pengerjaan.
4.
Bahan baku yang digunakan berikut dimensinya.
5.
Peralatan atau mesin yang digunakan.
6.
Waktu penyelesaian masing-masing aktivitas.
7.
Persentase scrap.
8.
Analisis ulang.
9.
Ringkasan aktivitas.

            Adapun simbol-simbol/lambang-lambang yang dipergunakan dalam peta proses operasi menurut Sutalaksana (1979) adalah sebagai berikut :
1.                 Operasi
            Suatu kegiatan operasi terjadi bila benda kerja mengalami perubahan sifat fisik maupun kimiawi. Pada prakteknya lambang ini dapat juga dipergunakan untuk menyatakan aktivitas administrasi misalnya aktivitas perencanaan dan perhitungan.

2.                Pemeriksanaan
            Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi jika benda kerja atau peralatan mengalami pemeriksaan, baik sebagai kualitas maupun kuantitas, lambang ini digunakan bila dilakukan perbandingan obyek tertentu dengan suatu standar.
3.                        Aktivitas Gabungan
            Kegiatan ini terjadi jika kegiatan operasi dan pemeriksaan dilakukan bersamaan atau dilakukan pada suatu tempat kerja.
 

4.               Penyimpanan
            Proses penyimpanan terjadi bila benda kerja disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama, dan jika benda kerja tersebut akan diambil kembali, biasanya memerlukan suatu prosedur perizinan tertentu.
            Prinsip-prinsip dalam pembuatan peta proses operasi menurut Sutalaksana (1979) ada empat, yaitu :
1.    Pertama pada baris paling atas dinyatakan sebagai kepala peta dengan menuliskan “Peta Proses Operasi” yang diikuti nama obyek benda kerja yang akan dibuat.
2.    Material yang akan diproses diletakkan diatas garis horizontal, yang menunjukkan terjadinya perubahan proses.
3.    Penomoran pada suatu kegiatan operasi yang diberikan secara berurutan sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau sesuai dengan proses yang terjadi.
4.    Penomoran terhadap suatu pemeriksaan yang diberikan secara tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi. Agar diperoleh gambar peta proses operasi yang baik, biasanya produk yang paling banyak mengalami proses operasi harus dipetakan terlebih dahulu, berarti dipetakan dengan garis vertikal sebelah kanan halaman kertas.
Setelah semua proses dihambarkan dengan lengkap, pada akhir halaman sebelah kiri bawah dicatat tentang ringkasan mengenai jumlah operasi, jumlah pemeriksaan, jumlah waktunya masing-masing serta jumlah total dari total operasi dan pemeriksaan dan jumlah total waktu. Ringkasan yang dimaksud secara skematis seperti ditunjukkan pada tabel 2.2. Sedangkan sebelah kanan dari peta ini dibuat identitas lainnya seperti nama pembuatan peta proses operasi, tanggal dipetakan dan identitas lain yang diperlukan.

Tabel 2.2 Ringkasan Peta Proses Operasi
RINGKASAN
URAIAN                                JUMLAH                                    WAKTU (menit)
Operasi                               ........................                              .............................
Pemeriksaan                       ........................                              .............................
TOTAL                              .......................                               .............................



















2.2       Routing Sheet
Lembar urutan proses (Routing Sheet) adalah tabulasi langkah-langkah yang dicakup dalam memproduksi komponen tertentu dan rincian yang perlu dari hal-hal yang berkaitan (Apple, 1990). Routing Sheet terutama ditujukan untuk mengetahui jumlah mesin atau peralatan produksi yang diperlukan dalam memenuhi jumlah produksi yang diinginkan dengan memperhatikan persentase scrap, kapasitas mesin/peralatan dan efisiensi departemen/ pabrik.
Urutan proses pada lembar urutan proses (Routing Sheet) didasarkan pada peta proses operasi. Informasi yang diperoleh dari lembar urutan proses (Routing Sheet) adalah jumlah yang disiapkan oleh tiap operasi, jumlah yang dihasilkan dengan efisiensi yang telah ditentukan dan jumlah mesin teoritis. Data yang diperlukan dalam perhitungan urutan proses (Routing Sheet) selain peta proses operasi adalah kapasitas mesin, waktu standar dalam operasi, persentase scrap dan efisiensi mesin. Contoh tabel urutan proses (Routing Sheet) seperti ditunjukkan pada tabel 2.3.

Tabel 2.3 Contoh tabel Urutan Proses (Routing Sheet)
No.
Operasi
Deskripsi
Nama Mesin/peralatan
Produksi mesin/jam
% Scrap
Bahan yang diminta
Bahan yang disiapkan
Efisiensi Mesin
Kebut. Mesin
Teoritis
Aktual
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

            Cara pengisian tabel urutan proses (Routing Sheet), yaitu untuk kolom (1) sampai (3) menggunakan data yang ada pada peta proses operasi. Kolom (4) adalah hasil produksi dalam satu jam (kapasitas/ jam), yaitu kapasitas alat teoritis/ jam menunjukkan jumlah unit part yang dapat diproses oleh alat/ mesin dalam jangka waktu kerja yang tersedia. Dan dihitung dengan rumus :

            Sedangkan kolom (5) yaitu persentase scrap adalah persentase sisa-sisa material yang tidak digunakan untuk memproses part. Untuk mengisi kolom (6) terlebih dahulu mengisi jumlah produk akhir yang diingikan pada akhir aktivitas.
            Pada kolom (7) diisi dengan jumlah produk yang harus disiapkan pada awal aktivitas dengan memperhitungkan % scrap yang terbuang pada aktivitas yang bersangkutan. Karena bahan yang diproses akan mengalami pengurangan material, maka perlu memperhitungkan % scrap yang terbuang selama proses berlangsung (misalnya scrap berupa geram pada proses pembubutan, bahan yang terbuang sebagai sisa pemotongan). Rumus yang digunakan, yaitu :
            Sedangkan kolom (8) yaitu produksi dengan efisiensi adalah jumlah unit part yang harus diproduksi dengan memperhitungkan efisiensi pabrik. Karena beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi, perusahaan harus memproduksi lebih banyak dari jumlah yang diharapkan. Rumus yang digunakan, yaitu :
            Kolom (9) adalah jumlah mesin teoritis yang dapat dihitung dengan rumus:
Kolom terakhir yaitu kolom (10) adalah jumlah mesin aktual yang didapat dari hasil akhir pembulatan jumlah mesin teoritis.


Untuk perhitungan Routing Sheet digunakan rumus seperti ditunjukkan oleh gambar 2.1.
 

  Input                                                                                          Output = A unit/ jam

Gambar 2.2 Contoh Alur Mesin Produksi

Diketahui  :    P1 = 100 unit/jam                  P2 = 200 unit/jam
                        s1 = 10 %                               s2 = 20 %
                        n1 = 85 %                               n2 = 85 %
Keterangan : P = produk mesin/jam
                        s = % scrap
                        n = efisiensi mesin (%)









2.3       Multi Product Process Chart (MPPC)
Peta proses produk-produk (Multi Product Process Chart : MPPC) adalah suatu diagram yang menunjukkan urut-urutan proses untuk masing-masing komponen yang akan diproduksi (Apple, 1990). MPPC termasuk dalam peta untuk menganalisis dan merencanakan aliran barang dalam pabrik yang sudah berdiri maupun bagi perencanaan proyek baru, erat kaitannya dengan peta proses operasi.
MPPC berguna untuk menunjukkan keterkaitan produksi antara komponen produk atau antar produk mandiri, bahan, bagian, pekerjaan, atau kegiatan. Peta ini terutama berguna untuk membantu operasi job-shop. Informasi yang dapat diperoleh adalah jumlah mesin yang dibutuhkan. Untuk menggambarkan peta ini dengan baik, berikut petunjuk-petunjuk pembuatan peta MPPC :
a.    Menuruni sisi kertas, tulis daftar departemen atau bagian, kegiatan, proses dan mesin yang harus dilalui komponen. Pengurutan dilakukan dari atas kebawah.
b.    Sepanjang baris atas dituliskan komponen yang sedang dikaji.
c.    Pencatatan operasi pada tiap komponen/produk berhadapan dengan nama departemen/ proses/ mesin yang sesuai dengan lingkaran yang berisikan nomor operasi dari peta proses operasi.
d.    Hubungan lingkaran menurut urutannya, walaupun mungkin saja terjadi garis balik.
e.    Menjumlahkan nilai jumlah teoritis untuk setiap proses dan dicatat pada kotak paling kanan untuk setiap baris.
f.     Merupakan pengkajian peta yang bertujuan untuk penyusunan ulang yang disebabkan oleh langkah balik., kesamaan pola aliran yang menunjukkan kebutuhan akan proses yang sama pada wilayah yang sama, waktu yang sama dan sebagainya. Penyusunan ulang akan menghasilkan pola aliran yang efisien. Pembuatan MPPC sangat bergantung oleh Routing Sheet.

Diberdayakan oleh Blogger.