Selasa, 19 November 2013

Jadwal induk produksi


BAB IV
JADWAL INDUK PRODUKSI


4.1.   Teori Jadwal Induk Produksi
Jadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode perencanaan dari suatu permintaan, termasuk peramalan, backlog, rencana suplai/penawaran, persediaan akhir, serta kuantitas yang dijanjikan tersedia (available to promise). MPS disusun berdasarkan perencanaan produksi agregat dan merupakan kunci penghubung dalam rantai perencanaan dan pengendalian produksi. MPS berkaitan dengan pemasaran, rencana distribusi, perencanaan produksi dan perencanaan kapasitas (elib.unikom, 2012).
Jadwal produksi induk pada dasarnya (master production schedule = MPS) merupakan suatu pernyataan tentang produk akhir (termasuk parts pengganti dan suku cadang) dari suatu perusahaan industri manufaktur yang merencanakan memproduksi output berkaitan dengan kuantitas dan periode waktu (Gaspersz, 2004). Aktifitas penjadwalan induk produksi (master production schedulling, MPS) pada dasarnya berkaitan dengan bagaimana menyusun dan memperbaharui jadwal produksi induk (master production schedule = MPS), memproses transaksi dari MPS, memelihara catatan MPS, mengevaluasi efektifitas dari MPS dan memberikan laporan evaluasi dalam periode waktu yang teratur untuk keperluan umpan-balik dan tinjauan ulang. Penjadwalan induk produksi pada dasarnya berkaitan dengan aktifitas melakukan empat fungsi utama adalah sebagai berikut:
1.        Menyediakan atau memberikan input utama kepada sistem perencanaan kebutuhan material dan kapasitas material and capacity requirement planning.
2.        Menjadwalkan pesanan-pesanan produksi dan pembelian (production and purchase orders) untuk item-item MPS.
3.        Memberikan landasan untuk penentuan kebutuhan sumber daya dan kapasitas.
4.        Memberikan basis pembuatan janji tentang penyerahan produk kepada pelanggan.

4.1.1 Input Utama Jadwal Induk Produksi
Sebagai suatu aktivitas proses, penjadwalan produksi induk (MPS) membutuhkan lima input utama. Berikut ini adalah lima input utama dalam penjadwalan induk produksi (Gaspersz, 2004):
1.        Data Permintaan Total merupakan salah satu sumber data bagi proses penjadawalan produksi induk. Data permintaan total berkaitan dengan ramalan penjualan (sales fore cast) dan pesanan-pesanan (orders).
2.        Status Inventori berkaitan dengan informasi tentang on-hand inventory, stok yang dialokasikan untuk penggunaan tertentu (allocated stock), pesanan-pesanan produksi dan pembelian yang dikeluarkan (released production and purchase orders), dan firm planned orders. MPS harus mengetahui secara akurat berapa banyak inventori yang tersedia dan menentukan berapa banyak yang harus dipesan.
3.        Rencana Produksi memberikan sekumpulan batasan kepada MPS. MPS harus menjumlahkannya untuk meningkatan tingkat produksi, inventori, dan sumber-sumber daya lain dalam rencana produksi itu.
4.        Data Perencanaan berkaitan dengan aturan-aturan tentang lot-sizing yang harus digunakan, stock pengaman (safety stock), dan waktu tinggu (lead time) dari masing-masing item yang biasanya tersedia dalam file induk dari item (item Master file).
5.        Informasi dari RCCP berupa kebutuhan kapasitas untuk mengimpletasikan MPS menjadi salah satu input bagi MPS.

4.1.2 Kriteria Jadwal Induk Produksi
          Jadwal Induk Produksi memiliki beberapa kriteria-kriteria dasar. Adapun beberapa kriteria-kriteria dasar pada Jadwal Induk Produksi, yaitu sebagai berikut (elib.unikom, 2012):
1.        Jenis item tidak terlalu banyak.
2.        Kebutuhannya dapat diramalkan.
3.        Mempunyai BOM, sehingga kebutuhan komponen dapat dihitung.
4.        Dapat diperhitungkan dalam penentuan kapasitas.
5.        Menyatakan konfigurasi produk yang dapat dikirim.

4.2.   Teori Metode Jadwal Induk Produksi yang Digunakan
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam penyusunan jadwal induk produksi. Metode-metode yang dapat digunakan antara lain metode tenaga kerja tetap, metode tenaga kerja berubah, metode subkontrak, dan metode transportasi. Adapun penjelasan dari keempat metode tersebut akan dibahas pada sub bagian berikut ini.

4.2.1 Metode Tenaga Kerja Tetap
Metode tenaga kerja tetap ini, jumlah tenaga kerja ditetapkan dan digunakan terus tidak berubah jumlahnya. Saat permintaan meningkat, maka dilakukan lembur. Langkah–langkah penyelesaian untuk menentukan tenaga kerja tetap adalah sebagai berikut (Baroto, 2002):
1.   Tentukan Rencana Produksi untuk periode waktu tertentu:
Rencana produksi = DemandInventory Awal
2.   Tentukan Kebutuhan Jam orang untuk periode waktu tertentu:
3.   Tentukan Kebutuhan Tenaga Kerja untuk periode waktu tertentu:
Lakukan Perencanaan untuk periode waktu tertentu (lakukan perhitungan secara rinci untuk tiap periode / bulan)
4.   Hitung jumlah unit yang dapat diproduksi pada Regular Time:
5.   Hitung jumlah unit yang terjadi diproduksi Over Time (jika diperlukan):
Nilai UPOT ada jika melebihi besarnya kapasitas (tabel kapasitas), maka yang dimasukkan besarnya nilai kapasitas dan untuk sisanya dimasukkan ke sub-kontrak.
6.   Hitung jumlah unit yang dapat diproduksi pada Sub- kontrak (jika diperlukan):
Sub-kontrak ada jika nilai UPOT melebihi nilai kapasitas (yang ada dalam tabel kapasitas), maka sisanya dapat dimasukkan ke sub-kontrak.
7.   Hitung Inventory Akhir pada tiap periode:
Inventory Akhir = UPRT – Demmand + Inventory Awal
8.   Hitung semua Ongkos yang terjadi (Total Cost).


4.2.2 Metode Tenaga Kerja Berubah
Metode tenaga kerja berubah berdasarkan data historis manajement dapat memperkirakan produktifitas rata-rata per tenaga kerja sehingga dapat menentukan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk memenuhi target produksi per periode. Saat tingkat produksi rendah dapat dilakukan pelepasan tenaga kerja dan sebaliknya, pada tingkat produksi tinggi dapat dilakukan perekrutan. Langkah–langkah penyelesaian dalam menghitung tenaga kerja berubah adalah sebagai berikut (Baroto, 2002):
1.     Tentukan Rencana Produksi untuk periode waktu tertentu:
Rencana produksi = DemandInventory Awal
2.     Tentukan Kebutuhan Jam orang untuk periode waktu tertentu:
3.     Tentukan Kebutuhan Tenaga Kerja untuk periode waktu tertentu:
4.     Lakukan Perencanaan untuk periode waktu tertentu (lakukan perhitungan secara rinci untuk tiap periode ):
a.     Hitung jumlah unit yang dapat diproduksi pada Regular Time:
b.    Hitung jumlah unit yang terjadi diproduksi Over Time (jika diperlukan). Nilai UPOT ada jika melebihi besarnya kapasitas (tabel kapasitas), maka yang dimasukkan besarnya nilai kapasitas dan untuk sisanya dimasukkan ke sub-kontrak.
c.     Jumlah unit yang dapat diproduksi pada Sub-kontrak (jika diperlukan) Sub-kontrak ada jika nilai UPOT melebihi nilai kapasitas (yang ada dalam tabel kapasitas), maka sisanya dapat dimasukkan ke sub-kontrak.
d.    Hitung Inventory Akhir pada tiap periode/bulan:
Inventori Akhir = UPRT – Demmand + Inventori Awal
e.     Hitung semua Ongkos yang terjadi (Total Cost).

4.2.3 Metode Mix Strategy
Metode Mix Strategy adalah metode perencanaan produksi agregat yang menggabungkan metode tenaga kerja tetap dengan metode tenaga kerja berubah. Metode Mix Strategy hanya menggabungkan nilai-nilai yang didapat pada metode Tenaga Kerja Tetap dan metode Tenaga Kerja Berubah. Langkah-langkah dalam menentukan metode mix strategy adalah dengan menggunakan langkah-langkah penyelesaian pada metode tenaga kerja tetap dan metode tenaga kerja berubah.

4.2.4 Metode Transportasi
Metode Transportasi merupakan metode perencanaan produksi agregat yang berfungsi untuk menentukan rencana pengiriman barang dengan biaya minimal. Masalah transportasi membahas pendistribusian suatu komoditas dari sejumlah sumber (supply) ke sejumlah tujuan (demand) dengan tujuan untuk meminimumkan biaya yang terjadi dari kegiatan tersebut, karena ide dasar dari masalah transportasi adalah meminimasi biaya total transportasi. Ciri dari masalah transportasi antara lain (elib.unikom, 2012):
1.    Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan.
2.    Kuantitas komoditas sumber tujuan besarnya tertentu.
3.    Jumlah pengiriman komoditas sesuai kapasitas sumber atau tujuan.
4.    Biaya yang terjadi besarnya tertentu.

4.3.   Pembahasan
          Pembahasan ini berisikan mengenai penjadwalan induk produksi terhadap produk rak pajangan selama 12 periode yang akan datang dengan menggunakan perhitungan metode tenaga kerja tetap, metode tenaga kerja berubah, metode mix strategy, dan metode transportasi. Hasil perhitungan jadwal induk produksi dengan menggunakan empat metode tersebut selanjutnya dibuat perbandingan dari keempat metode tersebut, dimana dari keempat metode tersebut akan dipilih metode yang menghasilkan biaya produksi terkecil yang akan menjadi input bagi proses penjadwalan induk produksi.

Diberdayakan oleh Blogger.