BAB
II
STUDI
PUSTAKA
2.1 Quality Control
Quality control merupakan teknik yang sangat bermanfaat agar suatu perusahaan dapat
mengetahui kualitas produknya sebelum dipasarkan kepada konsumen. Teknik
pengendalian kualitas dapat membantu perusahaan dalam mengetahui kelayakan
kualitas produk berdasarkan batas-batas kontrol yang telah ditentukan. Berikut
ini adalah uraian lebih lanjut tentang Quality
Control.
2.2 Definisi dan Sejarah Pengendalian
Kualitas
Kualitas adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan
bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi bersaing. Kualitas suatu produk
diartikan sebagai derajat atau tingkatan dimana produk atau jasa tersebut mampu
memuaskan keingina dari konsumen (fitness
for use). Kualitas menjadi faktor dasar keputusan konsumen untuk
mendapatkan suatu produk, karena konsumen akan memutuskan untuk membeli suatu
produk dari perusahaan tertentu yang lebih berkualitas dari pada
saingan-sainganya. Alasan-alasan mendasar pentingnya kualitas sebagai strategi
bisnis adalah sebagai berikut (Purnomo, 2004):
1.
Meningkatkan
kesadaran konsumen akan kualitas dan orientasi konsumen yang kuat akan
penampilan kualitas.
2.
Kemampuan
produk.
3.
Peningktan
tekanan biaya pada tenaga kerja,energi dan bahan baku.
4.
Persaingan
yang semakin intensif.
5.
Kemajuan yang
luar biasa dalam produktifitas melalui program keteknikkan kualitas yang efektif.
Pengertian pengendalian kualitas
adalah aktifitas pengendalian proses untuk mengukur ciri-ciri kualitas produk,
membandingkan dengan spesifikasi atau persyaratan, dan mengambil tindakan
penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya
dan yang standar. Tujuan dari pengendalian kualitas adalah untuk mengendalikan
kualitas produk atau jasa yang dapat memuaskan konsumen. Pengendalian kualitas
statistik merupakan suatu alat tangguh yang dapat digunakan untuk mengurangi
biaya, menurunkan cacat dan meningkatkan kualitas pada proses manufakturing.
Pengendalian kualitas memerlukan pengertian dan perlu dilaksanakan oleh
perancang, bagian inspeksi, bagian produksi sampai pendistribusian produk ke
konsumen. Aktifitas pengendalian kualitas pada umumnya meliputi
kegiatan-kegiatan berikut (Purnomo, 2004):
1.
Pengamatan
terhadap performansi produk atau proses.
2.
Membandingkan
performansi yang ditampilkan dengan standaryang berlaku.
3.
Mengambil
tindakan-tindakan bila terdapat penyimpangan-penyimpangan yang cukup
signifikan, dan jika perlu perlu dibuat tindakan-tindakan untuk mengireksinya.
2.3
Pengaruh Kualitas
Kualitas adalah elemen penting dalam
operasi, selain itu kualitas juga memiliki beberapa pengaruh lain. Beberapa alasan yang membuat kualitas menjadi
penting, yaitu sebagai
berikut (Heizer, 2006):
1.
Reputasi
perusahaan.
2.
Keandalan
produk atau jasa.
3.
Penurunan
biaya.
4.
Pertanggung
jawaban produk atau jasa.
5.
Peningkatan
pangsa pasar.
6.
Keterlibatan
global
7.
Penampilan
produk atau jasa.
Definisi kualitas sebagaimana yang diambil oleh American Society for Quality adalah
keseluruhan karakteristik produk atau jasa yang
mampu memuaskan kebutuhan yang terlihat atau yang tersamar. Definisi kualitas terbagi atas beberapa kategori yaitu, definisi yang
berbasis pengguna dengan arti kualitas bergantung pada pemirsa. Definisi yang
berbasis manufaktur yaitu kualitas yang lebih tinggi dengan arti kinerja
yang lebih baik, fitur yang lebih baik dan perbaikan lainya yang terkadang
memakan biaya (Heizer, 2006).
2.4 Konsep
Dasar Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualiatas statistik adalah alat bantu
manajemen untuk menjamin kualitas, karena pada dasarnya tidak ada dua produk
yang dihasilkan oleh suatu proses produksi itu sama benar, tidak dapat
dihindarkan adanya variasinya. Pengujian statistik diperlukan untuk
menyelesaikan masalah seperti ini, dalam pengendalian kualitas statistik teknik-teknik tersebut
diaplikasikan guna memeriksa dan menguji data untuk menentukan standar dan
mengecek kesesuaian produk untuk mencapai operasi manufaktur yang maksimum, dan
biasanya menghasilkan biaya kualitas yang lebih rendah dan menaikkan tingkat
posisi kompetitif. Rancangan percobaan dapat digunakan dalam hubungannya dengan
pengendalian proses statistik untuk meminimumkan variabilitas proses, yang
menghasilkan produksi yang pada akhirnya bebas cacat (Purnomo, 2004).
2.5 Keuntungan Pengendalian Kualitas
Statistik
Pengendalian kualitas statistik merupakan alat
manajemen secara ilmiah. Beberapa keuntungan jika digunakan pengendalian
kualitas statistik adalah sebagai berikut (Purnomo, 2004):
1.
Perbandingan
antara kualitas dan biaya.
2.
Menjaga
kualitas lebih seragam.
3.
Penyediaan
bahan baku yang lebih baik.
4.
Penggunaan
alat produksi yang lebih efisien.
5.
Mengurangi
kerja ulang atau pembuangan.
6.
Memperbaiki
hubungan produsen-konsumen.
2.6
Dimensi Kualitas
Kualitas memiliki dimensi yang banyak, sehingga
sulit mendefinisikannya. David Gorvin menyarankan delapan
dimensi kualitas, yaitu sebagai berikut (Nasrullah,
1997):
1.
Performansi
atau prestasi dari fungsi yang diperlihatkan oleh produk.
2.
Sifat-sifat
khusus dan menarik minat (feature),
yang menjadikan suatu produk unik dibandingkan dengan produk sejenis dari
produsen lain.
3.
Keandalan, kemampuan produk untuk tidak mogok dalam masa kerjanya.
4.
Kecocokan
dengan standar industri.
5.
Kemudahan
diperbaiki jika terjadi kerusakan.
6.
Daya tahan
produk terhadap waktu.
7.
Keindahan
penampilan.
8.
Persepsi
konsumen.
2.7
Manajemen Kualitas
Manajemen kualitas
sangat berpengaruh besar terhadap produk yang akan diproduksi, Dr. Deming adalah pakar manajemen kualitas Amerika Serikat. Dr. Deming menyarankan 14 butir manajemen mutu sebagai berikut (Nasrullah, 1997):
1.
Ciptakan
stabilitas motivasi untuk memperbaiki produk, mempunyai daya saing, dan memberikan lapangan
kerja. Adopsi filosofi baru
2.
Hilangkan
ketergantungan pada pemeriksaan produk untuk mencapai produk bermutu. Hilangkan kebutuhan untuk inspeksi
produk secara massal dengan membangun mutu sejak awal
proses.
3.
Akhiri kebiasaan menghargai
bisnis atas dasar potongan harga.
4.
Terus
menerus perbaiki sistem produksi dan pelayanan, agar mutu dan produktifitas tentu diperbaiki, dan dengan demikian diupayakan tanpa
henti penurunan ongkos.
5.
Lembagakan
pelatihan pada saat bekerja.
6.
Lembagakan
pengawasan.
7.
Bersihkan rasa takut, sehingga
setiap orang bekerja dengan efektif.
8.
Hapus
penghalang antar departemen.
9.
Hilangkan
slogan-slogan dan target-target yang harus dicapai para pekerja, jika tidak dilengkapi dengan cara-cara
mencapainya.
10. Hilangkan standar kerja yang menyarankan
angka target kerja bagi operator,
ganti dengan pertolongan dan pengawasan.
11. Hapus penghalang antara pekerja tidak tetap dengan haknya untuk
bangga dengan kemampuan kerjanya.
12.
Lembagakan
program ketat pendidikan dan pelatihan.
13.
Letakkan
setiap orang di perusahaan untuk bekerja melaksanakan pengubahan bahan baku menjadi barang jadi.
2.8
Seven Old
Tools dalam Pengendalian Kualitas
Alat pengendalian kualitas merupakan metode
pemecahan masalah dalam pengambilan keputusan. Keputusan diambil berdasarkan
besar dan kecilnya dampak yang akan ditimbulkan dari keputusan tersebut. Tujuh alat yang digunakan dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1.
Check Sheet
Check sheet atau formulir
pemeriksaan merupakan lembar pengumpulan data dalam bentuk tabel yang dibuat
untuk mempermudah pengumpulan data. Check
sheet merupakan metode yang terorganisir, berikut ini adalah contoh dari sebuah check sheet (Heizer, 2006).
Tabel 2.1 Contoh Check Sheet
Masalah
|
Januari
|
Februari
|
Maret
|
Total
|
A
|
I
|
I
|
-
|
2
|
B
|
I
|
I
|
-
|
2
|
C
|
I
|
III
|
II
|
5
|
D
|
-
|
III
|
II
|
5
|
total
|
3
|
7
|
4
|
14
|
2.
Histogram
Histogram adalah bentuk khusus dari suatu barchart, bedanya terletak pada skala dan jenis data yang digunakan. Histogram adalah grafik yang menunjukkan distribusi
frekuensi sekelompok data. Berikut ini adalah contoh
dari sebuah histogram (Heizer, 2006).
![]() |
Gambar 2.1 Contoh Histogram
3.
Diagram
Alir
Diagram
alir adalah diagram yang menjelaskan langkah-langkah dalam sebuah proses. Diagram alir menunjukkan gambaran secara grafik yang
terdiri dari simbol-simbol algoritma dalam suatu
program dan menyatakan arah dari alur program. Contoh
dari suatu diagram alir dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini (Heizer, 2006):
![]() |
Gambar 2.2 Contoh Diagram Alir
4. Diagram pencar
Diagram Pencar digunakan untuk melihat korelasi
(hubungan) dari suatu penyebab
atau faktor yang kontinyu terhadap karakteristik mutu atau faktor lain. Contoh dari diagram pencar adalah seperti pada gambar berikut (Purnomo, 2004):

Gambar 2.3 Contoh Diagram Pencar
5. Diagram Pareto
Diagram ini dimaksudkan untuk menemukan atau mengetahui
penyebab utama yang merupakan kunci dalam penyelesaian persoalan, dan
perbandingan terhadap keseluruhan persoalan pada daerah tertentu. Diagram ini juga
digunakan untuk mengklasifikasikan masalah menurut sebab, dan gejalanya.
Prinsip yang mendasari diagram ini adalah aturan “80–20” yang menyatakan bahwa “80%” of the trouble comes from 20% of the
problems’’ (Purnomo,
2004).

Gambar 2.4 Contoh Diagram Pareto
6. Peta Kontrol
Peta
kontrol atau grafik pengendali sangat penting dalam pengendalian kualitas
secara statistik dalam industri. Peta kontrol merupakan alat untuk mengawasi
kualitas dengan mudah sehingga semakin mudah juga dalam mengambil keputusan
jika terjadi produk yang menyimpang. Peta kontrol ditentukan juga untuk membuat
batas-batas dimana hasil produksi menyimpang dari mutu yang diinginkan. Semakin
besar variasi tentunya produk menjadi kurang baik, kadang variasi besar dan
kadang variasi kecil. Ada beberapa macam dari variasi yaitu (Purnomo, 2004):
1. Variasi didalam objek sendiri.
2. Variasi antar objek.
3. Variasi timbul dari perbedaan waktu produksi.
Jumlah variasi yang kecil, maka produk yang dibuat nampak tidak ada
perbedaan atau serupa, hanya dengan alat yang lebih baik variasi atau perbedaan
dapat ditunjukan. Beberapa faktor penyebab variasi yang timbul dalam produksi
adalah sebagi berikut (Purnomo, 2004):
1. Proses.
2. Bahan baku yang tidak sama kualitasnya.
3. Karyawan atau operator.
4. Faktor lain yang sering menimbulkan sumber variasi, seperti faktor cuaca, temperatur,
kelembapan, kebisingan, lingkungan tempat kerja, dan faktor-faktor lainnya.
Peta pengendalian ini juga berguna untuk menganalisis
proses dengan tujuan memperbaikinya secara terus-menerus. Grafik ini berbeda
dengan grafik garis standar dengan adanya garis kendali batas di tengah, atas,
dan bawah. Grafik ini juga mencantumkan batas maksimum, dan minimum yang
merupakan batas daerah pengendalian. sehingga setiap titik pada grafik dapat
diindikasikan dengan tepat dari proses mana data diambil. Peta ini menunjukan
perubahan data dari waktu ke waktu tetapi tidak menunjukan penyebab
penyimpangan (Purnomo, 2004).

Gambar 2.5 Contoh Peta Kontrol
Peta kontrol yang umum
digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu peta kontrol variabel dan peta kontrol
atribut. Kedua peta kontol tersebut memiliki kegunaan dan cara pengendalian
kualitas yang berbeda.
a. Peta Kontrol Variabel
Data yang diperlukan harus dapat terukur dan karateristik kualitas
ditentukan oleh besar kecilnya penyimpangan terhadap unit ukuran yang distandarkan.
Pengendalian kualitas variabel adalah suatu besaran yang dapat diukur, misalnya
panjang, berat, umur komponen dan sebagianya. Grafik ini menggunakan dua
karateristik pengukuran, yaitu mengukur variabilitas dari proses (grafik-R) dan
mengukur ketelitian dari proses (grafik-X). Grafik-X menggambarkan variasi
harga rata-rata dari sejumlah data yang diambil dari proses kerja. Grafik-R
menggambarkan variasi dari range sampel. Langkah-langkah pembuatan grafik
pengendali X dan R adalah sebagai berikut (Purnomo, 2004):
a.
Menentukan
karateristik proses yang akan diukur.
b.
Melakukan dan
mencatat hasil pengukuran.
c.
Menghitung
nilai X dan R.
d.
Menentukan
proses pengendali.
Perhitungan untuk menentukan nilai rata-rata R
dan peta X diperlukan untuk membuat peta kontrol variabel. Persamaan serta rumus-rumus yang diperlukan untuk membuat peta kontrol R dan peta kontrol X adalah sebagai
berikut (Purnomo, 2004):
i. Nilai R = nilai terbesar per baris – nilai terkecil per baris
ii. Garis tengah untuk peta R
![]() |
iii. Rumus batas kontrol atas untuk peta R
iv. Rumus batas kontrol bawah untuk peta R
v. Garis tengah untuk peta X

vi. Rumus batas kontrol atas untuk peta X
vii. Rumus batas kontrol bawah untuk peta X
Rumus-rumus di atas
sangat penting dalam pembuatan peta kontrol variabel, namun selain itu terdapat
juga rumus-rumus lain yang digunakan jika pengendalian kualitas melibatkan
proses yang dikerjakan oleh mesin. Berikut ini adalah beberapa rumus yang
digunakan dalam penentuan performa dalam suatu proses permesinan (Purnomo, 2004).
i. Rumus simpangan baku

ii. Rumus indeks kapabilitas proses mesin

iii.
Rumus
indeks
kapabilitas bawah dan indeks kapabilitas atas

![]() |
iv. Indeks performasi Kane
![]() |
b. Peta Kontrol Atribut
Peta kontrol untuk atribut biasanya didasarkan
pada klasifikasi apakah suatu produk itu cacat atau tidak cacat. Klasifikasi
ini dapat bersumber dari data proporsi jumlah produk cacat terhadap ukuran sample (p) atau dari jumlah cacat yang
ada pada satu unit produk yang ada didalam sample (c). Bagian ini hanya
membahas tentang peta kendali p. Perbandingan antara
banyaknya cacat dengan semua pengamatan, yaitu setiap produk yang
diklasifikasikan sebagai diterima atau ditolak (yang diperhatikan banyaknya produk cacat). Langkah-langkah pembuatan peta kendali p adalah sebagai berikut (Nasrullah, 1997):
i. Tentukan ukuran contohatau subgrup yang
cukup besar (n > 30).
ii. Kumpulkan banyaknya subgrup (k) sedikitnya
20–25 sub-grup.
iii. Hitung untuk setiap subgrup nilai proporsi
unit yang cacat.
iv. Hitung nilai rata-rata dari p, p merupakan
perbandingan antara jumlah cacat dengan jumlah inspeksi.
v.
Hitung batas kendali dari peta kendali p dengan rumus berikut:
Hitung batas kendali dari peta kendali p dengan rumus berikut:
vi. Plot data proporsi (persentase) unit cacat
serta amati apakah data tersebut berada dalam pengendalian atau di luar pengendalian.
7.
Diagram
Sebab Akibat
Diagram tulang ikan (Fishbone Diagram) atau diagram
Sebab Akibat digunakan untuk mengidentifikasi, dan menganalisis suatu proses
atau situasi, serta menemukan kemungkinan penyebab suatu persoalan yang
terjadi. Manfaat diagram ini adalah dapat memisahkan penyebab dari gejala,
memfokuskan perhatian pada hal-hal yang relevan, serta dapat diterapkan pada
setiap masalah. Faktor-faktor utama yang harus diperhatikan yaitu manusia, bahan,
metode, mesin, dan lingkungan. Berikut ini adalah contoh diagram Sebab Akibat (Purnomo, 2004).

Gambar 2.6 Contoh Diagram Sebab Akibat





1 comments:
Daftar Pustaka nya dari mana ya min? Boleh share dapus nya gak biar bermanfaat makasih
Reply