BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Anthropometri
Anthropometri didefinisikan sebagai
suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Sedangkan
menurut Nurmianto (1991) anthropometri
adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik
tubuh manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut
untuk penanganan masalah desain. Anthropometri
secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses
perencanaan (design) produk maupun
sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia.
Data anthropometri yang
diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal :
a.
Perancangan areal kerja (work station, interior mobil dll)
b.
Perancangan peralatan kerja seperti
mesin, equipment, perkakas (tools) dan sebagainya
c. Perancangan produk-produk konsumtif
seperti pakaian, kursi, meja, komputer dll
d.
Perancangan lingkungan kerja
fisik
Anthropometri dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1.
Anthropometri statis, dimana pengukuran
dilakukan pada saat tubuh dalam keadaan diam / tidak bergerak.
2. Anthropometri dinamis, dimana dimensi tubuh diukur
dalam berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak.
Dimensi yang diukur pada anthropometri statis diambil
secara linear (lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasilnya dapat
representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu terhadap
individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia antara lain :
1.
Umur
Seperti diketahui bersama bahwa manusia tumbuh sejak
lahir hingga kira-kira berumur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita.
Pada saat tersebut ukuran tubuh manusia tetap dan cenderung untuk menyusut
setelah kurang lebih berumur 60 tahun.
2.
Jenis kelamin
Jenis kelamin manusia yang berbeda akan mengakibatkan
dimensi anggota tubuhnya berbeda. Perbedaan dimensi tubuh manusia dikarenakan
fungsi yang berbeda.
3.
Suku Bangsa
Suku bangsa juga memberikan ciri khas mengenai dimensi
tubuhnya. Ekstrimnya orang Eropa yang merupakan etnis kaukasoid berbeda dengan
orang Indonesia
yang merupakan mongoloid. Kecenderungan dimensi tubuh manusia yang termasuk
etnis kaukasoid lebih panjang bila dibandingkan dengan dimensi tubuh manusia
yang termasuk etnis mongoloid
4.
Jenis pekerjaan atau Latihan
Suatu sifat dasar otot manusia, dimana bila otot
tersebut sering dipekerjakan akan mengakibatkan otot tersebut bertambah lebih
besar.
Untuk
mengukur anthropometri dinamis,
terdapat tiga kelas pengukuran, yaitu :
Ø Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti
keadaan mekanis dari suatu aktifitas. Contohnya mempelajari performasi
seseorang.
Ø Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat bekerja.
Ø Pengukuran variabilitas
kerja.
2.2 Perancangan
Produk/Alat
Perancangan adalah
suatu proses yang bertujuan untuk menganalisa, menilai, memperbaiki dan
menyusun suatu sistem, baik fisik maupun non fisik yang optimum untuk waktu
yang akan datang degan memanfaatkan informasi yang ada.
Dalam membuat suatu
rancangan produk atau alat, perlu mengetahui karakteristik perancangan dan
perancangnya. Beberapa karakteristik perancangan adalah sebagai berikut :
1.
Berorientasi pada Tujuan
2. variform
suatu anggapan bahwa terdapat sekumpulan solusi yang
mungkin tidak terbatas, tetapi harus dapat memilih salah satu ide yang akan
diambil.
3.
pembatas
Dimana pembatas ini membatasi jumlah
solusi pemecahan, antara lain :
Ø Hukum Alam : ilmu fisika, ilmu kimia, dan seterusnya
Ø Ekonomis : pembiayaan atau ongkos dalam menetralisir rancangan yang
telah dibuat.
Ø Pertimbangan Manusia : sifat, keterbatasan, dan kemampuan manusia
dalam merancang dan memakainya.
Ø Faktor Legalisasi : mulai dari model, bentuk sampai dengan hak cipta
Ø Fasilitas Produksi : sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk
menciptakan rancangan yang telah dibuat.
Ø Evolutif : berkembang terus/mampu mengikuti perkembangan zaman.
Ø Perbandingan Nilai : membandingkan dengan tatanan nilai yang telah
ada.
Sedangkan karakteristik perancang merupakan
karakteristik yang harus dipunyai oleh seorang perancang, antara lain :
- Mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi masalah
- Memiliki imajinasi untuk meramalkan masalah yang mungkin akan timbul
- Berdaya cipta
- Mempunyai kemampuan untuk menyederhanakan persoalan
- Mempunyai keahlian dalam bidang rancangan yang dibuat
- Dapat mengambil keputusan terbaik berdasarkan analisa dan prosedur yang benar
- Mempunyai sifat yang terbuka terhadap kritik dan saran dari orang lain
Proses perancangan yang merupakan tahapan umum teknik
perancangan dikenal dengan sebutan NIDA (NEED,
IDEA, DECISION, dan ACTION). Artinya tahap pertama seorang perancang
menetapkan dan mengidentifikasi kebutuhan (need)
sehubungan dengan alat atau produk yang harus dirancang. Kemudian dilanjutkan
dengan pengembangan ide-ide (idea)
yang akan melahirkan berbagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan tadi. Dilakukan
suatu penilaian dan analisa terhadap alternatif yang ada, sehingga perancang
akan dapat memutuskan (decision)
suatu alternatif yang terbaik. Dan pada kahirnya dilakukanlah suatu proses
pembuatan (action).
Hasil rancangan
yang dibuat dituntut dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi si pemakai.
Oleh karena itu, rancangan yang akan dibuat harus memperhatikan faktor manusia
sebagai pemakainya. Faktor manusia ini diantara nya dipelajari dalam
ergonomi (anthropometri, biomekanik,
fisiologi dll). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat suatu
rancangan selain faktor manusia, antara lain :
a.
Analisa Teknik
Banyak berhubungan dengan ketahanan, kekuatan, kekerasan
dan seterusnya.
b.
Analisa Ekonomi
Berhubungan perbandingan biaya yang harus dikeluarkan dan manfaat yang akan diperoleh.
c.
Analisa Legalisasi
Berhubungan dengan segi hukum dan tatanan hukum yang
berlaku dan dari hak cipta
d.
Analisa Pemasaran
Berhubungan dengan jalur distribusi produk/hasil
rancangan sehingga dapat sampai kepada konsumen.
e.
Analisa Nilai
Analisa nilai pertama kali didefinisikan oleh L.D. Miles
dari General Electric (AS,
1940) adalah suatu prosedur untuk mengidentifikasikan ongkos-ongkos yang
tidak ada gunanya (tidak perlu).
Terdapat tiga tipe-tipe perancangan, yaitu :
1.
Perancangan untuk pemakaian
nilai ekstrim.
Contohnya : data dengan persentil ekstrim minimum 5% dan
data ekstrim maksimum 95%
2.
Perancangan pemakaian nilai
rata-rata
Contohnya : data dengan persentil 50%
3.
Perancangan untuk pemakaian
yang dapat disesuaikan
2.3
Penggunaan Data Anthropometri
Sebelum membahas lebih jauh mengenai penggunaan data ini
maka ada baiknya kita bahas istilah “The
Fallacy of The Average Man or Average woman.”
Istilah ini mengatakan bahwa merupakan suatu kesalahan
dalam perancangan suatu tempat kerja ataupun produk jika berdasarkan pada
dimensi yang hipotesis yaitu menganggap bahwa semua dimensi adalah merupakan
rata-rata. Walaupun hanya dalam penggunaan satu dimensi saja. Selain dari itu,
jika seseorang mempunyai dimensi pada rata-rata populasi, katakanlah tinggi
badan, maka belum tentu, bahwa dia berada pada rata-rata populasi untuk dimensi
lainnya.
2.4
Penggunaan Distribusi Normal
Penerapan data anthropometri
ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean (rata-rata) dan standar
deviasi nya dari suatu distribusi normal. Adapun distribusi normal ditandai
dengan adanya nilai mean dan standar deviasi. Sedangkan persentil adalah suatu
nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang
dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari nilai tersebut. Besarnya nilai
persentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi normal.
Tabel 2.1. Distribusi
Normal dan Perhitungan Persentil
|
Persentil
|
Perhitungan
|
|
1
|
|
|
2,5
|
|
|
5
|
|
|
10
|
|
|
50
|
|
|
90
|
|
|
95
|
|
|
97,5
|
|
|
99
|
|
Dalam pokok bahasan anthropometri, 95 persentil
menunjukkan tubuh berukuran besar, sedangakan 5 persentil menunjukkan tubuh
berukuran kecil. Jika diinginkan dimensi untuk mengakomodasi 95% populasi maka
2.5 dan 97.5 persentil adalah batas rentang yang dapat dipakai dan ditunjukkan
pada tabel diatas.